Selasa, 9 januari 2018.
Penulis : Hairul Anwar (Pengusaha Muda Kabupaten Sumenep,Madura Jawa Timur).
Judul : Awal Tahun 2018 Kejutan Apakah Gerangan, Saatnya Berbenah.
OPINI – Iklim ekonomi dan politik di tahun 2018 masih diliputi ketidak pastian. Banyak hal yang mengindikasikan kearah itu. Pemerintah boleh optimis tapi pasar yang akan meresponnya apakah betul asusmsi pemerintah dengan segala variablenya ataukah pasar yang akan menentukan.
Ekonomi kita masih sangat tergantung dari komoditas bukan dari sektor produksi apa lagi sektor ekonomi kreatif,Ketergantungan kita pada ekonomi global sangat riskan sekali karena kita hanya penonton bukan pemain.
Pemainnya tetap dari kawasan Amerika dan Eropa dengan modal dari kawasan Timur Tengah. Kita tidak bisa mengejar Ekonomi China apalagi Jepang dan taiwan yang Ekonominya sudah 100% tergantung pada manufaktur,begitu juga technologinya kedua Negara sudah rata-rata berada di garis depan. Selama pemerintahan rezim ini tidak ada perubahan signifikan yang bisa dinikmati masyarakat kecil kecuali PKH.
Klaim banhwa dengan gerojokan Dana Desa atau yang lebih ngetren dengan sebutan (DD) yang memacu pertumbuhan didaerah pedesaan justru membawa korupsi terus mengalir kebawah dengan adanya dana itu. Namun pernah kita coba ukur berapa pertumbuhan yang didapat ketika ada Dana Desa (DD) dengan tidak ada DD hampir sulit didapatkan datanya karena memang dana itu tidak berhasil mendongkrak roda perekonomian.
Tapi itulah kebijakan politik, sangat jarang orang mengakui kesalahan karena itu berkaitan dengan pencitraan, karena bagi seorang politikus citra adalah segalanya. Ekonomi tidak bisa hanya untuk populis semata yang kadang dalam situasi darurat itu memang perlu sekali.
Dalam situasi yang sulit seperti sekarang pengusaha hanya bisa wait and see dimana suku bunga dan investasi tidak imbang dibanding dengan naruh modal dibank ketimbang beresiko kalau diputarkan disektor riil.
Bunga kredit yang masih tinggi menjadi momok yang menakutkan bagi dunia usaha yang setiap hari menghantui ketika bergulat dengan ketidak pastian. Sekarang beban pajak yang sangat agresif membuat ekonomi malah sulit untuk bergerak. Kalau disisi pemerintah pajak yang agresif merupakan sisi keutungan tapi dipihak masyarakat pajak yang agresif membuat masyarakat selalu dibebani dengan pengeluaran.
Rezim silih berganti tapi kehidupan rakyat tidak cenderung untuk bergerak cepat. Apanya yang salah. Rakyatnya kah.?? yang memang sulit diajak maju ataukah rezimnya yang sellu mengubah-ubah aturan sehingga menciptakan ketidakpastian.?.
Bentuk Ekonomi Pancasila yang berkeadilan Sosial semestinya sudah mulai dari dulu membuat masyarakat berkemakmuran. Tapi saat ini yang terjadi justru keadilan bagi yang berkuasa baik di sisi ekonomi maupun sisi hukum. Pengusaha banyak terjerat kasus karena mereka tidak punya cara lain berkompetisi secara sehat selain berkolusi dengan penguasa yang korup.
Pilihan hidup atau mati membuat pengusaha berbuat apa saja yang penting perusahaan jalan dan dapat untung. Sehingga kadang kaidah moral dan etika ditabrak meskipun itu tidak sesuai dengan hati nurani mereka.
Apakah rezim ini bisa dibilang berhasil seperti yang diberitakan di tv” mainstream yang sudah memamg diseting untuk membela pemerintah dari berbagai sisi. Dunia dibuat abu-abu dan dikaburkan dengan pembagunan insfrastruktur yang katanya bisa membuat Negara lebih maju, tapi uangnya dari berhutang.
Apa hebatnya coba?. Analoginya begini, sebuah rumah tangga yang punya penghasilan 2jt. Tapi bisa punya rumah yang asri dari hasil menabung menyisihkan penghasilan meskipun rumahnya dipinggiran. Itu lebih bagus dari pada ada lagi sebuah rumah tangga punya penghasilan 2jt dan menghabiskan uang itu untuk belanjan dan untuk membeli rumah mereka harus hutang. Apa hebatnya coba…?. Kalau setiap membangun itu hutang,Semua orang bisa. Gak perlu sekolah kalau begitu bos…he.he.??
Indonesia ini perlu orang yang luar biasa, yang bisa membawa hal biasa menjadi laku luar biasa. Bukan hanya pemimpin upacara yang tidak bisa bekerja dan kerjanya hanya menyalahkan masa lalu.
Untuk 2018 yang berpilkada carilah pemimpin yang tahu akan kebijakan ekonomi dan berintegritas secara politik jangan hanya pemimpin yang hanya populer dengn sedikit embel-embel..??
Selonjorkan kakinya makan tempe gorengnya dan jangan lupa seruput teh manisnya….karena anda akan menghadapi banyak kejutan di2018 dan 2019..semoga Indonesia ku tetap jaya dan makmur dengan topangan ekonomi berkeadilan dan berarti bagi Rakyat kecil…he..he.??
Sumber Fb Hairul Anwar
Editor : wahyu