Oleh : Aldy Rahmanda Ferianto
Fakultas/Jurusan : Ekonomi dan Bisnis/Akuntansi (Universitas Muhammadiyah Malang).
Limadetik.com – Wabah corona virus disease (Covid-19) mulai memberikan dampak buruk pada sektor Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM). Banyak pelaku UMKM yang mengalami penurunan omzet rata-rata hingga 80%. Bahkan tak sedikit pelaku UMKM yang terpaksa merumahkan karyawannya.
Kepala bidang (Kabid) Koperasi dan UMKM Dinas Perdagangan Koperasi UMKM dan Perindustrian (Disdagkoperin) Kota Cimahi, Rina Mulyani mengatakan, pandemi Covid-19 Sudah pasti berpengaruh terhadap usaha para pelaku UMKM yang ada di wilayahnya.
“Pastinya (terpengaruh), pelaku usaha mikro yang kehidupan ekonominya mengandalkan kegiatan produksi harian sangat terdampak, dari yang jualan sampai ke pelaku usaha ekspor impor juga kena dampak (Covid-19),” terangnya.
Untuk menanggulangi masalah yang dihadapi pelaku UMKM, pemerintah melaksanakan berbagai upaya, salah satunya, memasukkan pelaku UMKM sebagai penerima program bantuan pemerintah, seperti kartu prakerja, subsidi tarif listrik, dan keluarga harapan.
Pemerintah juga memberikan keringanan pembayaran pajak selama enam bulan, sejak April 2020 hingga September 2020.
“Sesuai dengan petunjuk dari pemprov dan pusat, UMKM yang terdampak akan mendapat bantuan. Sehingga kamu terus melakukan pendataan agar mereka yang terdampak mendapat bantuan selama dirumahkan karena sebagian besar dirumahkan tanpa jaminan,” ujar Kepala Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) cianjur, Tohari Sastra.
Sementara Beni Rustadi, Pengusaha Jasa Konveksi di Kecamatan Cianjur, mengatakan sudah merumahkan 35 orang karyawannya sejak satu bulan yang lalu karena beberapa pekerjaan yang di dapat dari jakarta, diputus dengan perjanjian.
Pihaknya sempat berharap mendapat pekerjaan dari pemerintah daerah untuk membuat Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker dan jas APD selama penanganan Covid-19, namun hingga saat ini tidak kunjung datang, sehingga puluhan karyawan dirumahkan tanpa jaminan.
“Kami sangat terpaksa merumahkan 35 orang karyawan karena tidak tahu lagi harus berbuat apa akibat sepinya pesanan yang biasanya menjelang puasa hingga satu pekan menjelang lebaran terpaksa kami tolak,” Ujar Beni Rustadi.
Dia menambahkan, proyek penanganan Covid-19 yang digembor-gembor pemerintah daerah akan melibatkan pelaku UMKM di Cianjur itu, segera terbukti agar pengusaha jasa konveksi di Cianjur dapat tetap berjalan guna menghidupi pegawai.





