SIDOARJO, Limadetik.com – Wabah Corona yang sudah berlangsung sampai saat ini tentunya amat sangat menganggu kehidupan warga, apalagi saat ini ada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kabupaten Sidoarjo, Kota Surabaya, dan Kabupaten Gresik.
Dengan adanya wabah corona dan PSBB tentunya banyak yang penghasilannya menurun bahkan ada yang di PHK dari tempat bekerja.
Melihat hal tersebut di atas maka PMII Umsida kerja sama dengan Yuk Muslimah Sidoarjo, Paud Melati Trisula dan Gusdurian Sidoarjo membuka posko Marjinal yang membuka pengobatan dan pembagian sembako gratis terdiri dari beras 2 kg, mie instan 2 bungkus, gula 1 kg serta pakaian layak pakai. Kegiatan ini dilaksanakan di Paud Melati Trisula Sidoarjo.
Richard Al-Rummy tenaga medis menjelaskan. “Dengan bersertifikat pelatihan Basic Medical Training kita melakukan kegiatan ini untuk menyentuh masyarakat kecil yang tidak tersentuh akses kesehatan, dan regulasi pemerintah khususnya Pemkab Sidoarjo yang tidak jelas tentang kesehatan di desa-desa. Kegiatan ini akan kita laksanakan terus sampai waktu yang tidak ditentukan dengan berpindah-pindah tempat.” katanya.
Sementara, menurut Arif Syafi’Udin Asy’ror Korlap kegiatan menjelaskan kegiatan ini adalah bentuk komitmen atas posko marjinal pertama atas lambatnya kinerja pemerintah yang mencakup kebijakan yang turun langsung ke masyarakat yang tidak memiliki akses kesehatan.
“Dan saya menggaris bawahi bahwa sekali lagi kami mengajak setiap element mahasiswa dan pemuda untuk bergabung bersama kami di posko marjinal” ujarnya.
Sedangkan Eko Rudi Rangkutih selaku narahubung donasi posko marjinal memaparkan, posko ini sudah 3 kali ini berjalan, kegiatanya di posko marjinal ini di fokuskan untuk tunawisma/orang jalanan, kegiatan berupa akses kesehatan jika ada donatur lebih kita juga membagikan sandang dan pangan.
“Jumlah pengunujung atau pasien di setiap acara ini setiap pembukaan posko berkisaran 50 orang bahkan lebih. Tidak hanya tuna wisma Mengingat antusias warga sekitar juga besar keinginan kuat mendorong untuk memerikasakan kesehatan tanpa memikirkan biaaya yang dan konsekunsi lainya” jelasnya.
Yang menjadi permasalahan sambung Rudi, yaitu donatur yang tidak mau ada kepetingan subuah golongan ataupun politik.
“Untuk ke depanya saya selaku narahubung donasi saya berharap kegiatan sosial yang melibatkan mahasiswa sidoarjo ada dari PMII Umsida, dari mahasiswa Umsida sendiri, Yuk Muslimah Jatim, PAUD melati Trisula, Unesa dan sebagai mediator posko marjinal tetap berjalan meskipun pandemi sudah berallu karena pada dasarnya membanggun itu mudah yang sulit itu mempertahankan.” pungkasnya. (tnt/yd)