BONTANG – Wakil Ketua DPRD Bontang, Sitti Yara, mengusulkan adanya Car Free Day (CFD) di kawasan Simpang 3 Ramayana hingga Jalan MH Thamrin. Selain sebagai ruang aktivitas warga, CFD diusulkan untuk mendorong peluang ekonomi bagi UMKM yang bisa memanfaatkan acara ini sebagai sarana promosi.
Sitti Yara mengatakan, CFD dapat menjadi solusi untuk menyediakan ruang terbuka yang nyaman bagi masyarakat berolahraga, sekaligus membangkitkan ekonomi lokal.
“Kami ingin menciptakan ruang aktivitas yang menarik bagi warga sekaligus mendukung UMKM untuk berkembang,” jelasnya saat ditemui dalam acara Bontang City Carnival.
Menurut politisi PKB tersebut, CFD bisa dilakukan secara rutin, misalnya setiap bulan atau dua kali dalam sebulan, dengan jam yang disesuaikan. Ia juga menyoroti adanya kegiatan serupa di PKT, namun mengusulkan agar CFD diadakan di kawasan yang lebih luas agar dapat diakses lebih banyak warga.
Sitti Yara juga menambahkan ide tentang berbagai kegiatan tambahan untuk meramaikan CFD, seperti senam bersama, yoga, dan pentas seni budaya. Menurutnya, ini bukan hanya akan menambah daya tarik acara, tetapi juga memperkenalkan budaya Indonesia kepada masyarakat.
“Tidak hanya olahraga, tetapi hiburan budaya lokal dapat dipromosikan sehingga makin memperkaya acara CFD ini,” jelasnya.
Selain sebagai ruang aktivitas, CFD juga berfungsi sebagai wadah kebersamaan masyarakat dari berbagai kalangan. Dengan adanya kegiatan yang rutin ini, warga dapat menjalin interaksi yang lebih erat dan sehat.
“Kami ingin CFD ini juga menjadi sarana silaturahmi bagi masyarakat, memperkuat hubungan antarkomunitas,” kata Sitti Yara.
Ia menegaskan bahwa CFD bukan hanya sekadar agenda olahraga dan hiburan, tetapi memiliki potensi besar dalam memperkuat identitas dan kebersamaan masyarakat Bontang. Dengan ruang terbuka yang disediakan, CFD diharapkan dapat menggerakkan ekonomi sekaligus mempromosikan budaya lokal yang khas.
“Ini bukan hanya soal ruang terbuka, tapi cara kita merangkul semua aspek mulai dari ekonomi, kesehatan, hingga pelestarian budaya,” tutupnya.