SAMPANG, Limadetik.com – Makin membanjirnya jumlah pemulangan Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Kabupaten Sampang, Jawa timur, beberapa bulan terakhir ini berdampak terhadap ketersediaan anggaran penjemputan PMI yang makin menipis dari hari ke hari.
Ditambah lagi, adanya refocusing anggaran dibeberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang menjadi indikator pendukung makin minimnya suplai anggaran dari beberapa OPD terhadap DPMPTSP dan Naker Sampang sebagai leading sektor penjemputan.
Bahkan Tim penjemputan PMI yang beberapa waktu lalu dibentuk oleh Pemerintah Kabupaten Sampang yang terdiri dari Dinsos, BPBD, Dinkes, Dishub Sampang tak bisa berbuat apa-apa lagi karena OPD tersebut sudah kehabisan anggaran juga dan hanya menyisakan pihak DPMPTSP dan Naker Sampang seorang diri.
Plt. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja (DPMPTSP Dan Naker) Kabupaten Sampang, Jawa timur, Nurul Hadi melalui Plt. Kepala Bidang Penempatan dan Pengembangan Tenaga Kerja Agus Sumarso memproyeksi, anggaran penjemputan PMI hanya bisa bertahan satu bulan ini saja.
“Untuk dana penjemputan PMI, saya kalang kabut. Kalau sampai bulan Desember, ini gak bisa. Anggaran saya hanya mampu buat satu bulan ini saja. Kemarin kami sudah laporkan, kami minta supaya ada tambahan dana. Karena itu hukumnya wajib bagi Pemerintah Daerah untuk terus memfasilitasi pemulangan dari provinsi ke masing-masing kabupaten/kota” ungkapnya. Rabu (22/9/2021).
Hingga detik ini, pihaknya masih berusaha mencoba mencari beberapa formulasi, bagaimana bisa mengatasi dana penjemputan tersebut.


Semisal, melakukan komunikasi dengan Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Sampang yang akan mengupayakan untuk meminta bantuan ke Provinsi Jawa timur, barangkali ada dana yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan tersebut.
Pihaknya terpaksa melakukan efisiensi anggaran dengan cara mengurangi interval penjemputan yang awalnya tiap hari, menjadi dua hari sekali.
Dengan harapan, minimal perjalanan dinas dan BBM di instansinya bisa memperpanjang durasi penjemputan hingga akhir tahun.
Sewa truck pun dikurangi, dan hanya memakai Bus saja sehingga barang berikut orangnya bisa diangkut dengan hanya satu kendaraan saja.
Agus berharap ada sentuhan dana dari Dinkes Sampang kaitan dengan mobil Ambulance karena hal tersebut amat dibutuhkan pada saat kondisi kesehatan PMI mengalami gangguan, semisal sakit, lumpuh, dan lain-lain.
“Mereka banyak yang sakit-sakit yang harus kita bawa . Kita kelabakan juga kalau bawa. Contohnya, anaknya yang masih kecil positif sedangkan ibunya negatif, disana diperbolehkan pulang. Cuma harus pakai APD (Alat Perlindungan Diri) dan itu harus dikarantina di Rumah Sakit sini. Kaitan dengan hal tersebut kami gak bisa memfasilitasi karena kami gak punya Ambulance” ucapnya.
“Saya berharap OPD lain juga bisa membantu, bagaimana caranya agar beberapa kegiatan yang ada di OPD bisa menyentuh terhadap PMI ini” pungkasnya.