Aktivis Lingkungan Soroti Banjir Sumenep, Alih Fungsi Lahan dan Sampah Jadi Biang Keladi Bencana
LIMADETIK.COM, SUMENEP -!Banjir yang melanda Kabupaten Sumenep, Madura, bukanlah masalah baru, melainkan sebuah masalah lama yang terus berulang dan semakin parah dari tahun ke tahun. Hal ini disampaikan oleh Khairil Anwar, aktivis lingkungan Pemuda Demokrasi Sumenep, yang menilai bahwa kegagalan pemerintah dalam mengelola lingkungan adalah penyebab utama terjadinya bencana ini.
Khairil menilai bahwa salah satu penyebab utama bencana banjir adalah alih fungsi lahan resapan air menjadi permukiman dan area komersial. Kebijakan pengelolaan ruang yang tidak tepat dan kurangnya pengawasan terhadap pembangunan ini, menurutnya, berkontribusi besar terhadap bencana banjir yang terus berulang.
“Banjir ini sudah terjadi bertahun-tahun, tetapi pemerintah belum juga menemukan solusi yang efektif. Alih fungsi lahan yang seharusnya menjadi kawasan resapan air, Lahan-lahan tersebut kini beralih fungsi menjadi permukiman dan area komersial tanpa memperhitungkan dampaknya terhadap lingkungan,” ungkap Khairil.
Lebih lanjut, Khairil juga menyoroti buruknya pengelolaan sampah yang menumpuk di saluran air. Saluran yang seharusnya dapat menyalurkan air dengan lancar tersumbat oleh sampah plastik dan sampah lainnya, yang menghambat aliran air.
“Pemerintah daerah jelas gagal dalam pengelolaan sampah. Ketika saluran air tersumbat dan banjir terjadi, itu adalah akibat dari ketidakseriusan pemerintah dalam menangani masalah pencemaran dan kebersihan lingkungan. Masalah ini bukan hanya terjadi sekali, tapi terus berulang setiap tahun, dan justru semakin parah,” tegas Khairil.
Khairil menegaskan bahwa masalah banjir ini bukanlah kesalahan masyarakat, melainkan akibat kelalaian pemerintah yang tidak mencari solusi konkret.
“Pemerintah harusnya lebih proaktif dalam melindungi area resapan air dan area hijau, mengelola sampah dengan baik, dan memastikan bahwa kebijakan pembangunan tidak merusak lingkungan. Namun, yang terjadi justru kebijakan yang mengabaikan kelestarian alam dan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Menurut Khairil, jika pemerintah terus mengabaikan masalah ini, maka bencana banjir akan terus berulang dan semakin mengganggu kehidupan masyarakat.
“Banjir ini bukanlah masalah yang baru. Ini adalah masalah lama yang terus berulang karena pemerintah tidak mencari solusi yang tepat. Jika tidak segera ada tindakan nyata, dampaknya akan semakin parah dan masyarakat yang akan terus menderita,” kata Khairil.
Khairil juga menyerukan agar pemerintah segera mengambil langkah nyata untuk memperbaiki pengelolaan lingkungan.
“Banjir yang terus terjadi adalah cermin dari kelalaian pemerintah dalam menangani masalah lingkungan. Sudah saatnya bagi pemerintah untuk bertanggung jawab dan mencari solusi yang berkelanjutan untuk mengatasi banjir yang semakin parah ini,” tutup Khairil.