Cerpen

CERPEN: Persahabatan di Sudut Kelas

×

CERPEN: Persahabatan di Sudut Kelas

Sebarkan artikel ini
IMG 20200421 155014
ilustrasi foto

                                              Selasa, 21 April 2020

                                               Oleh: HERDAYANTI

(Mahasiswi STKIP PGRI Sumenep)

 

LIMADETIK.com — Disebuah sudut sekolah terdapat sebuah peristiwa yang sangat mengajarkan kita tentang pentingnya sebuah komunikasi yang baik, di suatu sekolah terdapat ruangan kelas yang didapati ada seorang remaja yang sangat pendiam yang tidak mudah bergaul dengan sesama temannya, remaja ini selalu diejek teman kelasnya karena dia disangka kayak orang yang begok sama sekali soalnya tidak pernah bicara (jarang) dan bahkan guru yang masuk didalam kelasnya pun kagum dan heran karena dia jarang melihat muridnya tersebut bicara.

Jika kita melihat fungsi kelas yang seharusnya yang dimana kita dituntut untuk tetap aktif dalam halnya berkomunikasi  justru hal ini tidak menjadi suatu dorongan untuknya akrab dengan sesama temannya yang lain. Namun dibalik sikapnya yang pendiam menyimpan suatu harapan  tersendiri, namun banyak hal yang bisa kita dapatkan dari nya bahwa kesabaran itu perlu meskipun sering dibuli tapi dia tetap sabar meski pun terkadang pula menangis di sudut kelasnya.

“Ya…!” suara dari belakang

“Hemmm….!” Saut mutma.

“Ngapain kamu disini.?” Tanya Ayu.

“Gak ngapa-ngapain..!” jawab mutma.

“Kamu jangan melamun. Ayo gabung sama aku.!” Ajak Ayu. “gak ahh.. aku lebih baik disni. Aku lebih nyaman disini, kamu kesana aja main sama temen-temen yang lain..” timpal mutma. “ya gak apa-apa, kamu ikut aja dari pada sendirian disini nanti kamu kerasukan, kan aku juga sama teman-teman yang repot.!” Celutuk Ayu. “ya udah nanti ajalah, aku mau kekamar mandi dulu sekalian ke kantin.” Timpal mutma kembali.

“Boleh aku temenin kamu, aku soalnya juga mau kekantin biar sekalian!” pinta Ayu. “ya terserah kamu sih mau ikut gak apa-apa gak mau ikut juga gak jadi masalah..!” celutuk mutma. “ya sudah ayo kekamar mandi..!” timpal Ayu.

Mereka pun bergegas ke kamar mandi, setelah selesai dari kamar mandi mereka pun kembali kekantin untuk mengisi perut mereka yang kosong. Dulunya mutma dan ayu adalah musuh namun semenjak Ayu tau bahwa mutma ini sering nangis disudut kelas mereka, timbullah rasa iba Ayu kepada mutma. Dijalan mereka selalu berbincang sampai pada akhirnya mereka pun sampai ke kantin.

“Mutma.. kamu mau makan apa?” Tanya Ayu

“Terserah apa yang kamu mau..!” jawab mutma.

“Ya udah nasi goreng aja ya..” ujar Ayu.

“Ya udah nasi goreng aja. Minumnya biasa aja ya..” pinta mutma.

“Ya udah, kamu duduk aja lah..” timpal Ayu.

“Ya udah oky…” celutuk mutma.

Setelah mereka menunggu pesanan yang mereka pesan mereka sempat sering-sering perihal mutma yang tidak suka bicara ketika berada didalam kelas. Mutma pun mengatakan perihal dirinya yang tidak suka bicara ketika berada didalam kelas.

“Mutma…! Kok dikelas kamu jarang banget sih ngomongnya.?” Tanya Ayu “gak ada sih.. aku cuman gak mau kalau aku nantinya ngomong langsung diejek lagi sama teman-teman. Kamu kan tau sendiri kapasitas otak dan kemampuan ku sampai dimana ya mungkin lebih baik diam dari pada banyak omong tapi tidak ada manfaatnya.” Jawab mutma ( menyinggung.

“Tapi kan setidaknya kamu ikut bercanda juga meski hanya sebentar..!” timpal Ayu.

“Aku lebih baik diam.. itu aja” jawabnya. “ itu makanan udah datang, sebentar lagi kan kita masuk kelas.” Ujar mutma kembali.

“ya udah nanti kita lanjut dikelas lagi. Tapi kamu duduknya sama aku ya biar aku bisa banyak ngobrol sama kamu..” pinta Ayu. Mereka pun menikmati makanan yang ada dihadapan mereka. Dalam situasi ini ayu dan mutma hanya teman biasa layaknya teman kelas, namun Ayu semakin tertarik untuk berteman dan bersahabat diluar ruangan kelas maupun sekolah itu sendiri. Setelah mereka udah sampai kekelas mereka. Mutma pun langsung mengambil posisi dia yang dimana berada disudut kelas mereka. Ayu pun terus memperhatikan mutma yang terus memilih untuk sendiri.

“Mutma.! Kok disitu.. ayok kesini..!” ajak Ayu

“Gak aku mau nya disini dulu sambil nungguin ibu datang.” Jawab mutma.

“Ya sudah aku yang kesitu.!” Celutuk Ayu.

“Ya sudah terserah kamu.” Timpal mutma. Ayu pun menghampiri mutma yang berada disudut kelas.

“Kok kamu suka banget sih disitu, apa istimewanya coba.?” Tanya Ayu. “karena disini aku lebih enak. Aku juga kan gak punya teman maupun sahabat dikelas kita, kamu juga baru kali ini mau nempel ke aku.” Timpal mutma. “ya kamu jangan bilang kayak gitu kita semua kan disini teman gak ada yang dibedakan.!” Celutuk Ayu.

“Gak.. kamu dan temen-temen yang lain sama saja, gak ada yang mau temenan dengan aku mungkin karena aku gak secantik kalian yang berbaur dengan sesamanya kalian.” Lirih mutma sedih. “Ya sudah kami sekelas minta maaf jika kami seakan pilih kasih dengan kamu, tapi kamu juga kan yang gak suka berbaur dengan kami.” Ujar Ayu.

“Aku pengen banget kumpul sama kalian namun aku tau diri dengan keadaan ku sekarang ini” lirih mutma kembali.

“Ya sudah aku mengambil keputusan bahwa sekarang disudut kelas ini kita sahabatan ya, biar kamu gak kesepian lagi, senyum dong.” Pinta Ayu. Mencubit pipi mutma. “terima kasih ya sahabatku.!” Ujar mutma. “sama-sama sahabatku.” Saut Ayu.

Dari sini kita bisa belajar bahwa kita tidak boleh memandang seseorang dari bentuk rupa karena yang namanya manusia pasti membutuhkan manuasia lainnya, justru perhatikanlah semua yang ada disekelilingmu agar kau tau apa yang terjadi disamping kalian. Karena dibalik canda tawa kalian terdapat air mata yang menetes, jangan biarkan seseorang merenungi hidupnya sendiri karena tidak selamanya apa yang kita lihat tidak perlu kita perhatikan justru kita harus berusaha mengerti dan tidak mengabaikan yang ada disekeliling kita. [*]