Oleh : Herdayanti
Cerpen: Cinta Hitam di Organisasi
CERPEN – Cinta yang terjalin didalam satu organisasi memanglah indah karena banyak dari seseorang yang menginginkan hal itu, begitupun denganku, namun berujung pada cinta hitam. Awalnya aku berfikir bahwa Cinta yang terjalin didalam satu Organisasi tak seindah bunga mawar namun yang kualami malah sebaliknya, ialah Cinta sebusuk bunga Titan Arum.
Satu ketika sebuah terik matahari menjadi saksi dimana seorang laki-laki berani mendekatiku setelah berpapasan dipersimpangan jalan, laki-laki itu mendekat demi sedikit dan mengajakku berbincang sembari melangkahkan kaki demi selangkah. Ya, namanya Andi, Andi adalah salah satu laki-laki yang ternyata satu organisasi denganku tapi aku tak memperhatikan hal itu. Setelah terasa perjalanan hampir sampai Andi pun tiba-tiba berhenti dan bertanya kepadaku.
“Kamu Mau ke arah mana…? “ begitulah pertanyaan yang dilontarkannya. Akupun menjawab.
“Aku sudah sampai ditujuanku, kamu sendiri…? “ tanya ku balik. Sontak saja Andi menjawab balik pertanyaanku.
“Akupun sama, aku juga sudah sampai ditempat tujuannku..” jawab Andi dengan wajah tersenyum.
“Alhamdulillah kalau seperti itu, ya sudah aku masuk duluan..” tuturku mulai melangkahkan kaki.
Namun belum selangkah, Andi seketika saja menahanku dan meminta No telfonku. Jujur saja pada siang itu aku tidak mau memberikan No ponselku kepadanya hanya saja dia memohon kepadaku, alasannya sih masuk akal “ Hanya untuk menambah teman “ begitulah alasannya kepadaku, karena aku melihat alasan baiknya No ponselku pun berhasil ia dapatkan.
Usai meminta No ponselku Andi pun mulai terlihat memasuki sekretariat organisasi kami. Selang beberapa menit pembahasan selesai aku dan seluruh teman yang mengikuti rapat tersebut satu persatu mulai meninggalkan tempat, Andi yang juga ingin pulang seketika menawarkan tumpangan kepadaku alhasil aku menerima ajakannya dikarenakan hari sudah mulai hampir petang dan Andi mengantarku pulang.
Malam telah tiba, tanpa kusangka ponselku berdering, aku fikir itu adalah telfon dari temanku namun dugaanku salah yang menelfon bukanlah temanku tapi Andi dan tanpa berfikir panjang aku langsung menanyakan apa gerangan ia menelfonku.
“Ada apa kamu menelfon…? “ tanyaku judes kepada Andi.
“Apakah aku mengganggu malammu..?, ada hal yang ingin aku bicarakan..“ tanyanya membuatku penasaran.
“Yaa.. gak terlalu mengganggu sih, emang ada hal apa..? “ tanyaku balik penasaran.
Setelah beberapa detik Andi mulai mengambil nafas yang panjang dan ternyata hal tersebut membuatku cukup kaget dan terdiam beberapa detik memikirkan apakah jawaban yang pas untuk hal tersebut.
“Jujur saja aku sudah lama melihat dan memperhatikanmu, namun beberapa terakhir ini aku mulai sadar perasaan ini tumbuh dengan sendirinya, aku juga tidak tahu kapan dan dimana Cinta itu hadir, lantas apakah kamu mau menerimaku untuk menjadi seseorang yang kamu prioritaskan sesudah kedua orang tuamu..? “ begitulah ungkapan perasaannya kepadaku.
Setelah mendengar itu aku terdiam terpaku tanpa suara sembari berfikir jawaban apa yang harus kuberikan kepada Andi, apakah aku harus menerimanya atau bahkan menolaknya, detik demi detik mulai lalu dan aku mulai memutuskan untuk menerima Andi. Jawabanku membuat Andi sangat bahagia dan setelah malam itu statusku dengan Andi berubah dari teman menjadi seorang sepasang kekasih.
Aku dan Andi hanya bergelut di Organisasi yang sama namun beda Kampus. Aku dan Andi sudah sepakat untuk tidak mengumbar hubungan kami dengan siapapun itu, setelah beberapa bulan berlalu aku dan Andi tiba-tiba saja dikagetkan dengan lelucon yang dimainkan oleh senior diorganisasi kami yang menyindir aku dan Andi, Aku dan andi pun bertanya-tanya. “ dari mana mereka mengetahui hubungan kami “ celutuk ku dalam hati.
Setelah kejadian itu, Aku dan andi mulai terang-terangan menjalin hubungan didepan mereka dan membuat kami tidak merasa canggung apabila berdua-an disekretariat Organisasi kami. Hari-hari ku terasa indah pada saat itu, aku fikir bahagia itu akan berlangsung lama namun setelah 1 tahun lebih hubungan kami terjalin, tiba-tiba saja kandas dipertengahan jalan, tak tahu pasti sebab akibat Andi memutuskan hubungan kami yang jelas aku dan Andi tidak mempunyai masalah apapun.
Tepat pada tanggal 25 juni 2021 Andi memutuskan hubungan kami, setelah penuturan Andi terkait hubungan kami aku mulai canggung dan merasakan hal berbeda setiap kali berada disekretariat organisasi kami ditambah dengan keberadaan Andi yang terus menerus hadir setiap kali ada pertemuan yang diadakan. Hari terus berlalu dan setelah 1 bulan usai kandasnya hubungan kami terdengar olehku kabar terkait hubungan Andi dengan teman seorganisasi kami. Aku fikir itu hanya lelucon namun aku berusaha mencari tahu terkait rumor yang beredar, alhasil aku menemukan jawaban atas kandasnya hubunganku dengan Andi.
“Ternyata hubungan kita kandas akibat perempuan yang sudah berhasil mengganti posisiku..? “ tanyaku dengan nada kecewa dan sedikit tersedu.
“Siapa yang kamu maksud..?, perempuan siapa dan posisi apa…? “ jawab Andi menyembunyikan kebenaran yang memang terjadi.
“Aku tidak perlu menjelaskan dengan panjang lebar, setidaknya pada saat itu kamu memberiku
penjelasan yang logis sebelum memutuskan suatu hubungan “ jelasku kembali dengan wajah muram.
Setelah mengatakan hal seperti itu aku dan Andi kembali seperti dulu lagi, seakan tidak pernah kenal.
“Hati bukanlah batu yang ketika disakiti akan tetap mengeras dan tidak memilih untuk pergi“ lirihku dalam hati.
Meski Andi menyembunyikan kebenaran tentang hubungannya dengan Sofi namun hari semakin hari sikap mereka semakin nampak bahwa mereka memang menjalin sebuah hubungan. Melihat kedekatan dan keharmonisan yang mereka bangun di dalam sebuah organisasi yang sama membuatku merasa sakit dan membuatku sangat terpuruk apabila melihat kedekatan mereka yang begitu membuatku bungkam untuk mengeluarkan suaraku meski secuil.
Awalnya aku percaya kepada Andi dan menurut tanggapan orang bahwa cinta satu organisasi itu indah namun entah mengapa aku merasakan hal yang berbeda, bukan kebahagian yang berlangsung lama namun kebahagiaan yang berlangsung sementara dan berujung kepada cinta yang membuatku merasakan kegelapan.
Ternyata cinta satu organisasi sama saja bagiku dengan cinta yang lain, meski sering bertemu dan bersama tidak menjamin hubungan sampai kepada jenjang ijab kabul, selagi masih ada orang yang lebih cantik maka setidaknya siapkan mental agar nantinya tidak membuatmu terlalu terpuruk.
“Apakah kata mereka yang memang benar ataukah memang sudah menjadi takdirku untuk merasakan dan menjalin cinta hitam di satu organisasi yang sama “ celutukku.
Semenjak kejadian itulah aku mulai memutuskan untuk tidak menjalin hubungan dengan seseorang yang satu organisasi denganku agar yang kualami tidak terulang kembali agar cinta hitam yang terlahir di satu organisasin terkubur bersama ketidak percaayaanku terhadap tanggapan yang belum tentu sesuai dengan ekspektasi.
___________________________________________
Penulis adalah seorang Mahasiswi di STKIP PGRI Sumenep
___________________________________________