BONTANG – Ketiadaan tambang galian C di Kota Bontang kembali disorot oleh Sekretaris Komisi C DPRD Bontang, Joni Alla’ Padang. Menurut Joni, ketidakhadiran sektor tambang ini dalam zonasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) telah menjadi salah satu penghambat utama bagi proyek pembangunan dan investasi yang membutuhkan pasokan material konstruksi di kota ini.
Joni menyatakan, meskipun banyak proyek infrastruktur membutuhkan material galian C, hingga kini Bontang belum mengalokasikan lahan untuk sektor tersebut dalam RTRW. Menurutnya, keterbatasan itu membuat pemerintah dan pihak swasta harus mencari material dari luar daerah, yang dinilai tidak efisien dan berpotensi memperlambat proyek pembangunan.
“Bontang belum memiliki tambang galian C, dan hal ini menjadi kendala. Banyak proyek yang akhirnya tertunda karena tidak ada pasokan material lokal. Padahal, jika galian C diakomodasi dalam RTRW, ini bisa membuka peluang baru, termasuk untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD),” ungkapnya, Selasa (5/11/2024).
Ia mendorong agar pemerintah dapat mempertimbangkan penambahan zonasi galian C secara terbatas dan terkendali di masa mendatang. Menurutnya, dengan perencanaan yang tepat, potensi tambang galian C bisa mendukung pembangunan tanpa menimbulkan kerusakan lingkungan.
“Kita perlu melihat ini sebagai peluang. Jika kita punya tambang galian C yang dikelola baik, pembangunan bisa lebih efisien dan PAD juga bisa meningkat. Tentu saja, hal ini perlu disertai dengan pengawasan ketat,” tegasnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Bontang, Aji Erlynawati, menyebut bahwa absennya galian C dalam RTRW kota memang diputuskan dengan mempertimbangkan luas wilayah yang terbatas serta risiko dampak lingkungan.
Dikatakannya, untuk kebutuhan material, pemerintah biasanya mendatangkannya dari luar daerah demi menjaga keseimbangan ekosistem lokal.
“Kita tidak punya tambang galian C karena keterbatasan wilayah dan risiko lingkungan. Menggali terus di wilayah kita yang kecil ini akan berdampak pada debit air dan kondisi lingkungan secara keseluruhan,” pungkasnya.