Scroll Untuk Membaca Artikel
Opini

Menahan Marah dengan “Qona’ah”

×

Menahan Marah dengan “Qona’ah”

Sebarkan artikel ini
takwa ilustrasi 120703154319 675

LIMADETIK.com, OLEH USTAZ MUHAMMAD ARIFIN ILHAM

Cerita ini didapat dari sebuah tulisan yang tersebar viral. Cerita tentang indahnya menerima ketetapan Allah atau qona’ah. Cerita tentang bagaimana menyadarkan orang-orang yang kita cintai atas pemberian Allah SWT.

GESER KE ATAS
SPACE IKLAN

Alkisah seorang suami pulang ke rumah dengan membawa pesanan mangga yang diminta sang istri. Saat dikupas dan disantap, ternyata buah mangga tersebut super asam. Sejurus kemudian sang istri pun marah-marah.

Si suami menanggapi dengan tenang amarah sang istri. Setelah selesai didengarkan ‘bisikan setan’ ini, beliau bertanya dengan halus, “Wahai istriku yang salehah, kepada siapakah engkau sebenarnya marah? Kepada pedagang buahnya kah? Ataukah kepada pembelinya yaitu suamimu yang telah berikhtiar dengan cinta membawakan mangga pesananmu? Atau kepada petani yang menanamnya? Ataukah kepada Yang Menciptakan buah mangga itu?”

Sang istri pun terdiam. Sebuah pertanyaan yang tidak disadari langsung mengelus batin kesadarannya.

Sembari tersenyum, si suami melanjutkan nasihat hikmahnya.”Seorang pedagang buah yang baik tidak mungkin menjual buah kecuali yang terbaik. Seorang pembeli pun pasti membeli inginnya sesuatu yang terbaik pula! Begitu pula seorang petani, tentu saja ia akan merawat tanamannya agar bisa menghasilkan tanaman yang terbaik! Bukankah begitu, istriku?”

“Maka,” lanjut si suami, “sasaran kemarahanmu kini tinggal satu, tidak lain hanya kepada yang Menciptakan mangga itu! Siapa?” Allah Jalla Jalaaluh!!!”

Pertanyaan si suami ini sekaligus mengakhiri drama melankolis sang istri yang kemudian diliputi sesal dan meminta maaf.

Cerita ini mengajarkan satu hal bahwa setiap keluhan yang berujung marah sejatinya sama saja kita tidak ridha atas ketetapan Allah. Bukankah setiap peristiwa sudah menjadi ketetapan-Nya?

Karena itu, mari belajar ridha dan ikhlas dengan semua ketetapan Allah.Sungguh kekayaan sebenarnya dan kepuasan hidup itu ketika kita memiliki sifat ridha dan ikhlas dengan apa pun kejadian dan peristiwa-Nya.

Ibnu Batthol mengingatkan bahwa ada kekayaan yang tersembunyi dan ia adalah intan berlian bagi kehidupan kita, yaitu qona’ah; ridha dengan ketetapan Allah Ta’ala dan berserah diri pada keputusan-Nya. Wallahu A’lam.

× How can I help you?