Scroll Untuk Membaca Artikel

Perspektif Pondok Pesantren di Mata KH. Ashimul Fuadi, Antara Kharisma dan Pendidikan Formal

×

Perspektif Pondok Pesantren di Mata KH. Ashimul Fuadi, Antara Kharisma dan Pendidikan Formal

Sebarkan artikel ini
IMG 20191224 195928
KH.

SUMENEP, Limadetik.com — KH.Ashimul Fuadi adalah pengasuh Pondok Pesantren Pangeran Bukabu, berlokasi di Dusun/Desa Bukabu Kecamatan Ambunten Kabupaten Sumenep Jawa Timur.

Dalam usia masih muda, kiai satu ini sangat dekat dengan warga di lingkungannya. Penampilannya sederhana. Sikapnya tak menampakkan kesan bahwa dirinya orang terhormat. Bahkan kalau ada tetangganya yang butuh bantuan, beliau berbaur dengan mereka.

GESER KE ATAS
SPACE IKLAN

Kiai Ashimul (begitu warga memanggilnya), meneruskan warisan pondok pesantren ayahandanya, KH. Arif Riwakari Sayuti (wafat 2017). Karena beliau sangat pantas ketimbang saudaranya yang lain. Beliau adalah generasi keempat sebagai pengasuh di Pondok Pesantren Pangeran Bukabu. Tercatat ada KH. Hafiduddin, KH. Sayuti Hafiduddin (wafat 1980), KH. Arif Riwakari Sayuti dan dirinya.

Sebelum jaman kemerdekaan RI, sebenarnya bukanlah pondok pesantren. Lebih condong pada sebuah langgar kecil. Barulah pada 1980 ada beberapa santri yang mondok. Kemudian 1992 berdiri yayasan yang diberi nama Yayasan Pangeran Bukabu. Kenapa memilih nama itu?.

“Karena kami sebagai keturunan dari Pangeran Bukabu, Raja Sumenep (bertahta 1339 – 1348). Alasan kedua karena kami ingin selalu mengenang buah perjuangannya di dunia syiar Islam. Berkat syiar Pangeran Bukabu, Islam bersinar terang di pesisir pantai utara Pulau Madura,” ujar KH. Ashimul di kediamannya pada limadetik.com, Senin (30/12/2019).

Dari catatan di babad Sumenep, Pangeran Bukabu sebagai generasi penerus Raja Sumenep dari ayahnya, yakni Pangeran Mandaraga. Keduanya sebagai pilar penyebar Islam sangat dikagumi dijamannya. Dan sukses membawa rakyat Sumenep ke gerbang agama Islam. Sehingga rakyat Sumenep tidak lagi menganut kepercayaan animisme dan dinamisme.

Ketika ditanya, kiat apa saja yang menjadikan Pondok Pesantren Pangeran Bukabu tetap survive di era millenial ini?

“Kharisma dan pendidikan formal. Kharisma dari pengasuh sebuah pondok pesantren berpengaruh besar dalam tumbuh-kembangnya suatu lembaga. Yang kedua pendidikan formal. Dengan adanya pendidikan formal dia bisa menjawab kebutuhan masyarakat. Saya kira kedua konten ini harus bisa dimiliki oleh sebuah pondok pesantren. Panjenengan bisa lihat sendiri, pondok pesantren besar yang santrinya ribuan,” kata Kiai Ashimul apa adanya.

Kalau hanya mengandalkan kharisma tanpa pendidikan formal, pondok pesantren itu biasanya akan mengalami degadrasi. Sebaliknya, kalau hanya menggantungkan pada pendidikan formal, pondok pesantren itu akan kalah bersaing dengan lembaga yang menyelenggarakan pendidikan sama. (Yant Kaiy/yd)

× How can I help you?