SUMENEP, Limadetik.com – Mega proyek pembangunan gedung RSUD Abuya di Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean tahun anggaran 2021 dengan menelan anggaran hingga Rp 4 miliar rupiah lebih terindikasi tak sesuai Rancangan Anggaran Biaya (RAB).
Pasalnya, pihak pelaksana diduga menggunakan bahan yang tidak sesuai dengan perencanaan, sehingga tidak sesuai Rancangan Anggaran Biaya (RAB) yang telah ditetapkan sebelumnya.
Salah satunya diantara kejanggalan dimaksud ialah yang mestinya besi merek hanel steel tapi yang dipakai malah HK, pasih yang digunakan tidak sesuai.
Atas temuan itu, pihak Komisi III DPRD Sumenep langsung memanggil pihak Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya setempat, pihak pelaksanaannya, dan konsultan pengawasnya. Serta melibatkan MP3S yang juga ikut andil dalam pengawasan proyek tersebut.
Ketua Komisi III DPRD Sumenep, Dul Siam mengatakan pihaknya sudah rapat dengan pihak dinas terkait atas temuan sidak di pembangunan gedung RSUD Abuya kemarin.
“Kita sudah diskusi menyampaikan temuan itu dengan pihak dinas, hasil temuan kita di lapangan bahwa pekerjaan di Rumah Sakit Abuya itu memang ada yang tidak sesuai menurut versi kita, tidak sesuai dengan RAB,” paparnya.
Politisi PKB itu menyampaikan akan melakukan uji Lab untuk memastikan apakah sesuai dengan RAB atau tidak.

“Kita akan lakukan uji Lab, biar dapat ditemukan sesuai atau tidak dengan RAB, pekerjaan bisa jadi dihentikan atau tidak dihentikan, sambil lalu menunggu hasil Lab,” ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Pemukiman dan Cipta Karya, Moh. Jakfar mengatakan rapat dengan DPRD tadi sudah disepakati hal yang tidak bagus dalam pekerjaan itu akan diperbaiki, dan kedepannya untuk tidak terjadi lagi.
“Kita masih menunggu rekomendasi dari DPRD. Pekerjaan itu dilanjutkan atau dihentikan,” ujarnya.
Menurut Moh. Jakfar, kalau pekerjaan itu dihentikan, maka tidak akan selesai tepat waktu. Bisa jadi pekerjaan itu akan diserahkan ke Pemda. Karena waktunya sangat mepet terakhir sampai akhir bulan desember.
“Kami menganggap kesalahan dalam pekerjaan itu merupakan hal sepele. Karena cuma masalah bagisting diikat, dan papan nama harus diletakkan di depan. itu kan hal sepele. Masak harus menghentikan pekerjaan,” paparnya.
Kalau hal-hal kecil tidak perlu, cukup diperbaiki. Karena tidak ada proyek yang sempurna, pasti ada kesalahan-kesalahan kecil, selama pekerjaan tidak fatal tetap dilanjutkan.
“Masalah pasir hitam sudah ada di kalianget, tinggal ngangkut ke lokasi.
Terkait dugaan adanya besi yang tidak sesui dengan spek. Saat perencanaan besinya pakek merek hanel steel tapi yang dipakai malah HK. Dan saat dikerjakan dilapangan besi yang bermerek hanel steel yang direncanakan tidak tersedia, hanya tersedia besi ukuran kecil, sehingga diganti dengan besi lain yang sama besarnya dengan yang direncanakan,” jelasnya.
“Kita sudah menurunkan tim teknis ke sana, kita sudah melihat secara teknis kondisi pekerjaannya. Ternyata tidak ada pekerjaan yang fatal, sehingga perbaikan yang dilakukan dapat sesuai dengan spek,” tambahnya.