Nasional

Bincang Santai dengan Ian (Bagian III dari 3 Tulisan): Impian Manajemen Koperasi Nelayan yang Bermanfaat Bagi Masyarakat Luas

×

Bincang Santai dengan Ian (Bagian III dari 3 Tulisan): Impian Manajemen Koperasi Nelayan yang Bermanfaat Bagi Masyarakat Luas

Sebarkan artikel ini
IMG 20191210 WA0033
Ahmad Saleh Harianto/ Ian Kades pasongsongan trpilih (kanan) bersama Yant Kaiy dari limadetik.com saat bincang

SUMENEP, limadetik.com — Kata koperasi sering kita dengar. Apa sesungguhnya koperasi itu, bagaimana sistem kerjanya, sekaligus manfaat apa yang bisa didapat dari koperasi itu sendiri. Berikut limadetik.com mewawancarai Kades Pasongsongan Ian, panggilan sehari-hari dari Ahmad Saleh Harianto.

Menurut Ian, koperasi itu berasal dari bahasa Inggris, coperation yang berarti kerja sama. Sistem pengelolaan koperasi didasarkan pada asas kekeluargaan dalam sendi kehidupan berdemokrasi. Maka siapa pun dapat mendirikan koperasi, baik perorangan ataupun badan hukum.

“Para ahli ekonomi mengklasifikasi beberapa tujuan berdirinya koperasi. Sebenarnya koperasi bertujuan utuk meningkatkan taraf hidup anggotanya dan masyarakat luas. Koperasi juga dapat membangun tatanan perekonomian nasional, maka secara otomatis koperasi itu bisa membantu pemerintah dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur,” ujar Ian bersahaja, Senin (16/12/2019).

Ian mengimpikan sebuah koperasi yang tidak bergerak di bidang simpan pinjam. Menurut pengalamannya, koperasi yang bergerak di bidang ini seringkali gagal. Ian akan mencoba koperasi itu bisa menyerap tenaga kerja.

Ian mencontohkan koperasi sukses di bidang pembuatan kerupuk.

“Ada satu desa di Pulau Jawa yang masyarakatnya membikin kerupuk. Para anggotanya bisa langsung mengambil tepung di koperasi. Setelah jadi kerupuk mentah, mereka menjual ke koperasi. Tepung satu kilogram harganya Rp 7.000,-. Setelah jadi kerupuk dijual dengan harga Rp 11.500,- per kilogram. Kelebihan Rp 3.500,- menjadi milik mereka. Koperasi menjual ke pedagang Rp 12.000,- per kilogram. Koperasi memperoleh untung Rp 500,- per kilogram,” cerita Ian lebih jauh.

Ian menginginkan koperasi semacam ini, karena koperasi hanya menyediakan bahan baku. Sedangkan anggota menyelesaikan pekerjaannya di rumah masing-masing. Semakin banyak hasil pekerjaannya, maka kian banyak pula pendapatan yang mereka peroleh.

“Koperasi nelayan sudah ada. Maka saya akan memilih putra daerah yang memiliki kapabilitas untuk mengisi koperasi ini,” janji lelaki murah senyum ini.

Apakah ada ide lain untuk koperasi, tanya limadetik.com lebih lanjut.

“Dari koperasi saya akan mendirikan toserba. Di mana modal toserba ini akan diambil dari koperasi itu sendiri. Tentu keuntungan dari toserba ini untuk kesejahteraan anggotanya. Saya yakin program ini akan mendapat banyak dukungan,” pungkas Ian. (Yant Kaiy/yd)