Kemenag RI Sukses Gelar ToT Moderasi Beragama untuk Menghadapi Perbedaan Keyakinan
LIMADETIK.COM, JAKARTA – Pada tanggal 28 Juli 2023, Kementerian Agama Republik Indonesia menggelar Training Of Trainer (ToT) Moderasi Beragama yang berhasil melatih puluhan fasilitator ahli dalam memoderasi beragama dan mempromosikan toleransi serta kerukunan antar umat beragama. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan berdialog serta menghadapi perbedaan keyakinan dengan bijaksana.
Acara ini berlangsung selama 5 hari, di Days Hotel & Suites By Wyndham Jakarta Airport, dimulai dari 24 Juli hingga 28 Juli 2023, diikuti oleh 80 peserta dari Dosen PAI (ADPISI) dan Mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi dengan latar belakang akademis yang beragam. Mereka mengikuti serangkaian pelatihan intensif yang mencakup berbagai aspek penting dalam memfasilitasi dialog dan moderasi beragama.
Salah satu narasumber utama dalam pelatihan ini adalah Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid (Alissa Wahid), seorang cendekiawan agama terkemuka yang telah banyak berkontribusi dalam mendorong pemahaman antar agama yang lebih inklusif di Indonesia. Ia menyampaikan materi tentang pentingnya menghargai perbedaan dan merangkul keragaman sebagai bagian dari identitas bangsa.
Direktur Jendral Pendidikan Islam, Prof. Dr. Muhammad Ali Ramdhani, juga hadir menyapa peserta secara virtual dalam acara pembukaan. Dirinya menekankan bahwa kegiatan ini merupakan langkah nyata pemerintah dalam membangun kesadaran akan pentingnya toleransi dan kerukunan antar umat beragama, dengan harapan menciptakan lingkungan yang harmonis dan damai di tengah masyarakat.
“Selain itu, Kementerian Agama berencana untuk menyelenggarakan kegiatan serupa di berbagai daerah di Indonesia untuk melibatkan lebih banyak masyarakat dalam upaya membangun kedamaian antar umat beragama” kata Prof. Dr. Muhammad Ali Ramdhani, Jumat (28/7/2023).
Dengan adanya pelatihan ToT Moderasi Beragama ini lanjut Dirjen Pendis Kemenag RI, pemerintah menunjukkan komitmen nyata dalam mendorong toleransi, menghormati perbedaan, dan memperkuat ikatan persaudaraan di antara warga negara Indonesia.
“Diharapkan, dengan lebih banyak fasilitator berkompeten, pesan perdamaian dan kerukunan dapat menyebar lebih luas,menciptakan masyarakat yang bersatu dan harmonis tanpa memandang perbedaan keyakinan agama” pungkasnya.
