DPRD Bontang

Fraksi Gerindra Pertanyakan Akurasi Penggunaan Data Inflasi Samarinda untuk Kota Bontang

×

Fraksi Gerindra Pertanyakan Akurasi Penggunaan Data Inflasi Samarinda untuk Kota Bontang

Sebarkan artikel ini
WhatsApp Image 2024 11 21 at 21.26.30 79 scaled

BONTANG – Fraksi Gerindra DPRD Kota Bontang mengungkapkan kekhawatiran terhadap penggunaan data inflasi Kota Samarinda sebagai acuan untuk mengukur inflasi di Kota Bontang.

Ketua Fraksi Gerindra, Heri Keswanto, mempertanyakan akurasi data tersebut mengingat karakteristik masyarakat dan kultur ekonomi Bontang yang berbeda dibandingkan Samarinda. Menurut dia, menggunakan rujukan dari kota lain dengan kultur dan karakteristik berbeda tentu menimbulkan pertanyaan terkait relevansi dan keakuratan data tersebut.

“Kami ingin mengetahui gambaran riil tingkat inflasi di Kota Bontang,” tekannya, Senin (4/11/2024).

Ia menilai, kondisi ekonomi masyarakat Bontang memiliki ciri khas tersendiri yang tidak selalu bisa terwakili oleh data dari Samarinda.

Fraksi Gerindra mendorong agar Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang mempertimbangkan kebutuhan survei inflasi secara mandiri atau bekerja sama dengan BPS untuk memperoleh data yang lebih spesifik. Pasalnya, dengan data yang lebih akurat, kebijakan ekonomi akan lebih tepat sasaran dan mampu menjawab kebutuhan masyarakat Bontang.

Lebih lanjut, Heri menyebut bahwa dengan data yang benar-benar mencerminkan kondisi di Bontang, pemerintah kota dapat merancang kebijakan ekonomi yang lebih responsif dan efektif dalam mengendalikan dampak inflasi.

“Data yang tepat sangat penting untuk merancang kebijakan ekonomi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat kita,” tutupnya.

Menanggapi hal ini, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bontang, Aji Erlynawati, menjelaskan bahwa survei terkait inflasi dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). BPS secara berkala mengumpulkan data harga dari berbagai barang dan jasa yang dianggap mewakili pola konsumsi masyarakat untuk menghitung tingkat inflasi.

“Di Kalimantan Timur, hanya empat daerah yang disurvei, yakni Kabupaten Penajam Paser Utara, Kabupaten Berau, Kota Balikpapan, dan Kota Samarinda,” terangnya.

Meskipun Bontang tidak termasuk dalam wilayah survei, inflasi Kota Samarinda dapat dianggap sebagai representasi bagi Kota Bontang karena jarak yang relatif dekat dan pola konsumsi yang serupa. Selain itu, dianggap cukup relevan untuk mencerminkan kondisi inflasi di Bontang.