SUMENEP, Limadetik.com – Kepala Cabang Pendidikan (Kacabdin) Jawa Timur wilayah Sumenep, H.Syamsul Arifin, S.Pd, M.Si, menepis informasi hoax yang beredar di tengah masyarakat terkait siswa yang tidak mau divaksin tidak bisa mengikuti ujian di sekolahnya.
Menurutnya, tidak ada istilah wajib bagi siswa untuk mengikuti vaksinasi, namun disarankan akan lebih baik jika siswa tersebut melakukan vaksinasi mengingat mereka akan berintraksi bersama teman-temannya.
“Tidak benar siswa yang tidak mengikuti vaksin tidak akan bisa mengikuti ujian, itu hoak. Memang sebelumnya vaksin bagi siswa itu wajib, tapi setelah ada revisi dari kemendagri dan intruksi dari Dinas Provinsi Jatim, maka tidak lagi itu wajib mas, jadi intinya vaksin ini untuk herd immunity siswa itu sendiri” kata Kacabdin, Rabu (1/9/2021) saat dihubungi melalui telepon genggamnya.
Terkait pelaksanaan vaksin dan persentase siswa yang sudah mengikuti vaksinasi di sejumlah SMA/SMK Negeri di Kabupaten Sumenep, Kacabdin menyampaikan hingga saat ini sudah mencapai 20 persen lebih dan masih akan terus meningkat.
Baca juga: PTM tingkat SMA/SMK Dimulai Senin Lusa, Ini Syaratnya
“Kalau ketercapaian vaksinasi untuk siswa SMA ataupun SMK khususnya Negeri, sudah mencapai 20 persen. Dan hingga saat ini masih terus berjalan, kami juga sudah mengimbau kepada seluruh sekolah yang ada di bawah naungan Cabdin Provinsi Jawa Timur wilayah Sumenep untuk terus menggenjot kegiatan vaksinasi ini” terangnya.
Namun demikian, mantan Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sumenep itu menyayangkan, atas sekolah swasta yang hingga saat ini pelaksanaan vaksinasi nya masih berada diangka 5 persen.
Baca juga: Vaksinasi untuk Siswa, Pesan Kacabdin Sumenep: Jangan Percaya Hoaks
“Sangat disayangkan sekolah swasta ini baru mencapai 5 persen vaksinasinya, baik guru-guru nya dan juga siswa nya. Kalau untuk guru negeri di bawah naungan Cabdin sendiri hingga kini sudah hampir 100 persen. Sisanya itu karena memang ada guru yang tidak bisa divaksin sebab ada penyakit bawaan termasuk juga ibu menyusui” paparnya.
Dikatakan Syamsul Arifin, kendati ada guru yang tidak bisa melakukan vaksinasi karena sebab tertentu, pihaknya sudah memastikan kepada sekolah agar guru tersebut untuk sementara tidak masuk kelas.
“Sudah saya sampaikan kepada semua sekolah negeri khususnya, bagi guru yang belum melakukan vaksinasi, karena hamil, menyusui dan punya penyakit bawaan agar jadwalnya masuk kelas dialihkan ke daring dulu. Ini semua kita lakukan untuk mencegah penyebaran covid-19, khususnya di sekolah itu sendiri” pungkasnya.