SUMENEP, Limadetik.com – Sejak meninggalnya Ahmad Budi Cahyanto seorang guru Honorer yang meninggal dunia karena dianiaya muridnya sendiri beberapa instansi di Sumenep, Jawa Timur melakukan penggalangan dana.
Berita terkait:
- Penggalangan Dana Untuk Guru Budi di Sumenep Terus Mengalir, Ini Angkanya
- Siswa Taufiqurrahman Sumenep Gelar Shalat Gaib untuk Guru Budi
- Guru di Sumenep Kecam Penganiayaan yang Menyebabkan Seorang Guru Meninggal Dunia
Hingga hari ini, jumlahnya mencapai Rp 44 juta. Hal itu meruapakan akumulasi hasil penggalangan yang dilakukan oleh Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sumenep dan para simpatisan dari Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumenep, serta Forum Honorer Kategori Dua (FHK-2) Sumenep.
“Akumulasinya sekitar Rp44 jutaan. Dana itu berasal dari tiga pos, yakni FHK-2, PGRI dan STKIP” kata Ketua FHK-2 Sumenep Abd Rahman, Rabu (7/2/2017).
Menurutnya, dana tersebut akan diserahkan kepada keluarga Ahmad Budi Cahyanto. Penyerahan itu akan dilakukan melalui perwakilan dari tiga unsur tersebut.
Mereka akan menyambangi rumah Guru Budi di Desa/Kecamatan Jrengik, Kabupaten Sampang.
“Sesuai kesepakatan, nanti bersama-sama ke rumah keluarga Pak Budi,” terangnya.
Peristiwa itu sangat mengharukan bagi semua guru di Sumenep. Sebab peristiwa ini baru pertama di Madura. Apalagi Madura selama ini dikenal wayah yang memiliki banyak pesantren dan sangat menghormati guru.
Oleh sebab itu, pihaknya berpesan kedepan pendidik maupun pengelola sekolah untuk menanamkan akhlak dan budi pekerti yang baik sejak dini. “Salah satunya dengan cara penguatan ajaran agama dan peran BK disekolah untuk dioptimalkan,” tukasnya.
Sebelumnya, sejumlah siswa Taufiqurrahman, Desa Longos, Kecamatan Gapura menggelar shalat gaib dan do’a bersama untuk guru budi. (hoki/rud)