Sosbud

Sejarah Pasongsongan, Lebih Dekat dengan Syekh Ali Akbar

×

Sejarah Pasongsongan, Lebih Dekat dengan Syekh Ali Akbar

Sebarkan artikel ini
IMG 20190906 WA0093

Jumat, 6 September 2019.

SUMENEP, limadetik.com — Sejarah Pasongsongan erat kaitannya dengan Syekh Ali Akbar. Antara beliau dan Pasongsongan ibarat satu mata uang logam; dua sisinya berbeda tetapi tetap satu. Karena Syekh Ali Akbar nama Pasongsongan ada.

Bermula dari seringnya Raja Bindara Saod berkunjung ke daerah tempat tinggal Syekh Ali Akbar, maka tercetuslah nama daerah itu menjadi Pasongsongan.

Bindara Saod adalah seorang raja adil-bijaksana yang tak lain merupakan keponakan Syekh Ali Akbar. Bindara Saod memerintah Sumenep pada tahun 1750 sampai 1762 dan termasuk raja yang ke-29.

Kedekatan Syekh Ali Akbar dengan Bindara Saod dilatarbelakangi oleh kesetiaan Syekh Ali Akbar sebagai rakyat kepada rajanya (pemimpin). Ditambah lagi dengan adanya hubungan darah pada keduannya. Semboyan hidup orang Sumenep: Bepa’-bebu’-guru-ratoh sudah tertanam dan mengakar kuat di dadanya sejak usia dini.

Maksud dari semboyan ini, untuk menjadi manusia berbudi luhur, ia harus taat kepada bepa’ (bapak) bebu’ (ibu) guru (guru) ratoh (pemimpin). Apalagi Syekh Ali Akbar sering mendapat kepercayaan dari Bindara Saod untuk membantu mengusir penjajah Belanda dari bumi Madura, khususnya Sumenep.

Syekh Ali Akbar merupakan sosok orang yang ahli ibadah, ia tidak pernah mengharapkan kedudukan apapun dari buah perjuagannya. Beliau juga tidak pernah punya niat untuk memperoleh pangkat atau gelar. Ia juga tidak punya maksud untuk memperoleh sanjungan berlebihan, karena apa yang dilakukan hanya semata-mata mengharapkan ridha Allah SWT. Syekh Ali Akbar adalah orang yang lurus, istiqomah, dan amanah.

Maka tak berlebihan kiranya apabila Bindara saod seringkali mengunjungi Syekh Ali Akbar di kediamannya. Itu dilakukan untuk meminta petunjuk dan petuah kepada beliau agar roda kepemimpinannya berjalan sesuai dengan norma-norma agama yang ada.

20190906 221040
Silsilah Syekh Ali Akbar

“Lantaran Raja Bindara Saod beberapakali menjumpai Syekh Ali Akbar, maka Sang Raja menamakan tempat tinggal Syekh Ali Akbar dengan nama Pasongsongan,” terang KH. Ismail Tembang Pamungkas ketika limadetik.com sowan ke kediamannya di Desa Paberasan-Sumenep.

Nama Pasongsongan berasal dari kata dasar ‘songsong’ yang bermakna ‘sambut’. “Setiapkali Raja Bindara Saod berkunjung kepada Syekh Ali Akbar, maka Sang Raja senantiasa disambut hormat oleh beliau. Cara menyambut (menyongsong) Sang Waliyullah yang penuh kekeluargaan itu lantas tempat tinggal beliau dinamakan Pasongsongan,” beber KH. Ismail Tembang Pamungkas yang juga merupakan seorang da’i dan ahli sejarah babad Sumenep. (Yant Kaiy/yd)