Oleh: Herdayanti
Di sebuah perjalanan dengan indahnya panorama malam yang beralaskan panorama lautan yang indah membuat pertemuan salah satu gadis yang bernama Dia dengan seorang laki-laki bernama Alfin yang tidak sengaja ditemuinya. Kedua remaja ini berasal dari daerah yang berbeda namun satu kecamatan dan mempunyai tujuan yang sama, perbincangan mereka tidak terlalu banyak namun terasa panjang karena deburan ombak yang menambah keasikan perbicangan mereka.
“Assalamualaikum.. “Sapa Alfin mendekat kearah dia yang sedang berdiri di samping kapal yang ditumpangi mereka berdua.
“ Waalaikumsalam… “ jawab dia dengan sedikit tersenyum.
“Kamu kok belum tidur? “ Alfin kemudian kembali bertanya. “ belum.. aku masih ingin melihat indahnya panorama bulan “ ujar dia dengan senyum.
“Oiyya.. kalau boleh tahu nama kamu siapa? “ Tanya Alfin kembali
“ Nama aku Dia, kamu sendiri.? “ mengembalikan pertanyaan Alfin.
“ nama aku Alfin..” jawab Alfin dengan gelagat malu.
“Kamu asli mana, “ alfin kembali bertanya.
“ Dia asli dari kepulauan sapeken juga “ jawab Dia dengan sedikit tersenyum.
“Ooww.. ya udah kamu mau ikut kebawah, aku mau kamar udah ngantuk soalnya “ ajak Alfin.
“Aku masih ingin disini, menikmati indahnya berlayar dimalam hari. “ lirih Dia.
Selepas percakapan singkat mereka keduanya pun pergi meninggalkan tempat sebelumnya dan mencari tempat yang diinginkan dari masing-masing mereka. Dia yang semulanya sedih akibat mengingat pengalamannya dulu mampu tersenyum akibat percakapan singkatnya dengan Alfin. Namun sayangnya Dia sedikit ilfil melihat penampilan Alfin yang tidak sesuai apa yang dia suka. Tetapi meskipun seperti itu Dia tetap menghargai sang Alfin.
Setelah beberapa jam kemudian, mereka berdua pun kembali bertemu ditempat yang sama, singkat cerita mereka pun kembali melanjutkan pembicaraan mereka yang sempat terputus akibat kendala yang sedikit mengundang. Tak berlangsung lama Alfin pun memulai pembicaraan mereka.
“ kamu kapan kembali kesini atau kamu belum sama sekali turun kebawah “ Tanya Alfin kepada Dia.
“Iyya aku baru saja nyampe kesini, kamu sendiri? “ timpal Dia kemudian atas pertanyaan Alfin.
“Aku juga sama, aku ingin pindah ke belakang, kamu mau ikut atau gak “ ajak Alfin kepada dia “Gimana.. ya kalau kamu mau pindah gak apa-apa kok, aku masih pengen disini “ pinta Dia.
“Emang kamu gak mau ikut, dibelakang enak kok ada tempat duduknya juga “ lirih Alfin. “Ya sudah aku ikut gih “ menerima ajakan Alfin.
“Emang kamu serius belum ngantuk sama sekali.” Tanya Alfin kembali “Sama sekali gak, “ cetus Dia. “ ya sudah, kamu jalan duluan sana biar aku yang dibelakang ” melanjutkan pembicaraannya. “Kamu aja, biar aku yang dibelakang “ timpal Alfin.
“Disinikan laki-laki yang jadi imam dan perempuan yang menjadi makmumnya, jadi kamu sebagai calon imam ya harus didepan, kan aku disini posisinya makmum kamu “ canda Dia dengan tersenyum.
“Ya udah, aku yang didepan tapi aku ini agak sedikit pusing “ lirih Alfin.
“Ya udah ayo jalan, biar aku yang ngikut dibelakang “Celutuk Dia Keduanya pun menuju kearah belakang dengan cara jalan yang agak sedikit gak normal akibat ombak yang besar. Singkat cerita keduanya pun sampai pada tempat yang ditujunya.
Sesampainya disana mereka cuman duduk dan tidak ada pembahasan yang ditemukan oleh mereka. Tidak berselang lama, waktu semakin berjalan dan akhirnya kapal yang ditumpangi oleh mereka hampir berlabuh. Keduanya saling sungkan untuk mengucapkan selamat perpisahan atau semacamnya, pertemuan mereka hanya sedekar perkenalan dan basa-basi saja namun bagi Dia itu sangat terkesan didalam hidupnya. Kemudian kapal pun hampir nyandar didermaga, maka pertemuan mereka pun berakhir sedikit mengesankan.
Jujur saja taka da kata perpisahan yang mereka urungkan hanya tatap malu yang terlihat dikeduanya.
Sontak Dia merasa penasaran dengan Alfin, jika dilihat dari suatu penampilan Alfin bukanlah anak baik-baik, namun sikapnya ke Dia yang ramah dan sopan mampu mengubah pandangan buruk Dia terhadapnya. Setelah pertemuan keduanya hanya berlangsung 1 malam membuat Dia ingin mengetahui bagaimana Alfin yang sebenarnya.
Telah kapal nyandar dengan tenang, Alfin terlebih dahulu turun dan memandang kearah Dia, sontak saja dia sedikit tersenyum namun taka da kata-kata terakhir, sungguh pertmuan singkat ini membuat Dia sedikit suungkan. “ semoga kita bisa bertemu kembali “ lirih Dia didalam hatinya.