Sumenep, 29 Februari 2020
Oleh : Herdayanti.
Limadetik.com – Terkadang kita merasakan bahwa apa yang telah kita lakukan didunia ini hanyalah banyak membuahkan kesalahan yang berwujud dosa dan terkadang pula kita merasa bahwa kita sudah mempunyai Amal yang cukup untuk itu, namun apakah perlu itu semua menjadi perkara yang kita hitung-hitung yang dimana tidak ada alat ukur untuk itu semua, perlu kita ketahui bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Dosa bukanlah akhir dari segalanya, ibaratkan kita menemui jalan yang buntu maka berbaliklah ingatlah jalan tidak hanya 1 arah namun banyak jalan yang belum tentu kita temui.
Penyesalan pasti ada jika datang dari kesalahan yang fatal, tidak semua Dosa yang telah kita lakukan tidak ada jalan untuk menebusnya, jangan pernah merasa bahwa kita lah manusia yang paling pendosa ingat Allah maha pemaaf. Allah tidak pernah memberatkan umatnya untuk bertobat kepada-Nya namun manusia lah yang selalu memberatkan tangannya untuk bertobat kepada-Nya. Dosa maupun Amal ibaratkan pilihan atau jembatan untuk kita masuk kedalam dunia Akhir (Akhirat), kita hidup didunia tidak pernah diberatkan oleh-Nya bahkan keputusan ada di tangan kita namun yang mengatur tetaplah Dia, jadi ingat selama kita bersungguh-sungguh untuk bertobat kepada-Nya maka disitulah banyak jalan yang akan kita temui.
Seperti halnya Pemuda tampan yang tinggal disalah satu perkampungan yang keberadaan lingkungannya sangat memperihatinkan, sungguh perilakunya begitu melenceng dari apa yang menjadi perintah-Nya, suatu hari dia bermimpi betapa dahsyatnya akan siksaan Api neraka-Nya hal inilah yang seakan membuatnya bangkit untuk mendekatkan dirinya kepada sang pencipta. Usaha demi usaha telah dilakukannya namun kegagalan tetap ada dan kegagalan tersebut adalah salah satu bahan pertimbangannya untuk meyakinkan dirinya bahwa kegagalanyang dia temui adalah ujian agar tetap istiqomah dijalan-Nya.
Sampai pada akhirnya dia bertemu dengan Ustat yang begitu sangat ahli mengatasi masalah yang seperihal dengannya.
“Assalamualaikum..’’ sapa sang pemuda tampan.
“Waalaikumsalam..?’’ jawab Ustat sapaan pemuda tampan. “Ada apa gerangan pemuda, hingga kau menghentikan langkah ku..?’ ’tanya sang ustat.
“Apakah saya bisa belajar tentang ilmu Agama kepadamu, saya begitu tersiksa atas dosa yang selama ini berdiam di dalam diri saya Ustat..!’’lirihnya dengan sedih.
“Jika kau ingin bertobat terlebih dahulu perbaiki Niatmu karena niatmulah yang akan membawamu kepada puncaknya’’ nasihat Ustat kepadanya.
“Sebulan lamanya telah kucoba untuk memperbaiki diri, banyak yang telah saya lakukan yang berbaur Agama, namun entah mengapa itu semua sia-sia..’’ keluhnya kepada sang Ustat.
“Setiap usaha pasti ada kegagalan terlebih dahulu sebelum niatmu berubah menjadi sensasimu atau hanya sekedar menafsirkan sebuah kejadian yang telah kamu alami..’’ timpal Ustat atas keluhannya.
“Mungkin apa yang telah Anda katakan itu benar adanya meskipun tanpa saya sadari, maka dari itu saya ingin belajar kepada Ustat, semoga dengan Anda saya bisa mencapai puncak yang Ustat maksud tadi..’’ sebutnya membenarkan apa yang dikatakan Ustat.
“Baiklah..! Jika kamu yakin Insya Allah apa yang kamu inginkan akan terwujud jika niatmu benar-benar murni karenaAllah..’’ ujar sang ustat.
Rasa yakin akan kesuksesannya mengejar Ridho sang Ilahi begitu berapi-api, meskipun dia tahu bahwa apa yang akan dilaluinya sangat berat karena harus bertentangan dengan cemoohan dan caci maki dari lingkungannya, namun berkat kegigihannya mampu dia lewati seiring berjalannya waktu.
“Alhamdulillah.. dengan apa yang telah ku lalui selama ini aku harap hanyalah pemandangan buruk ku di masa lalu yang telah membawaku kepada puncak yang sesungguhnya..’’ lirihnya didalam hati.
“Assalamualaikum anak muda..’’ salam sang Ustat.
“Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh..Ehh Ustat sudah dari tadi..’’ berbalik menghentikan sejenak pekerjaannya.
“Tidak baru saja, bagaimana perasaan kamu saat ini, bagaimana hafalan dan ngaji kamu..?’’ tanyaUstat.
“Alhamdulillah lancar Ustat..’’ jawabnya penuh syukur.
“Kapan kamu akan pulang ke kampung halaman kamu..?. Bangkitlah, ubahlah pemikiran yang ada di lingkunganmu ajak mereka untuk kembali menuju jalan-Nya..” pinta sang Ustat.
“Insya Allah besok saya berencana dalam hal ini, doakan saja Ustat..’’ timpalnya.
Akhirnya pemuda tersebutpun pulang ke rumahnya, namun apa yang diharapkan ustatnya tidak sejalan dengan apa yang dilakukan pemuda tersebut, karena memang pengaruh yang sangat besar dan kuat yang membuatnya turun kembali kepada masa lalunya yang kelam.
Sesampainya di kampung godaan demi godaan menjadi makananya setiap hari hingga pada akhirnya diapun berhasil tenggelam di dalamnya (kemaksiatan), sungguh disayangkan, namun apalah daya, kita hanya manusia biasa yang tidak terlepas dari yang namanya salah. Sampai pada suatu hari kembali terketuk pintu hatinya, dia merasa mungkin ini adalah bentuk kemarahan dari sang Ilahi sampai pada akhirnya naitnya pun untuk berubah kembali luntur dia beranggapan bahwa kali ini Allah tidak akan memaafkannya.
Dia pun kembali kepada Ustat tersebut dengan pakain yang dipakainya pada pertemuan pertamanya dengan sang Ustat, pertanyaan demi pertanyaan datang mengahantui pikirannya.
“Ada apa dengan semua ini, kau telah lalai di dalam memegang amanahku..!’’ judes sang ustat.
“Maafkan aku, aku hanyalah manusia berdosa yang tak berdaya dengan rayuan yang datang silih berganti..’’ keluhnya dengan kesal.
“Apa yang telah kamu lakukan hari ini belum tentu membuatmu benar-benar berada di jalannya, bukankah saya dulu pernah mengatakannya kepadamu, perbaiki Niatmu terlebih dahulu agar kamu benar-benar memcapai titik puncak yang hakiki’’ nasehat sang ustat.
“Inilah kesalahan saya Ustat, saya malu akankah Allah apa masih mau menerimaku sama seperti dirimu yang sekarang’’ keluhnya dengan sedih.
“Allah memang tempatnya kita meminta maaf, tidak ada kata terlambat untuk memperbaikinya, namun yang terlambat ialah ketika kita hanya merenungi, menyesali itu bukannlah awal justru itulah hal yang paling terkutuk bagimu.!’’ mengingatkan akan keluhnya.
“Jadi apakah saya masih bisa memperbaikinya..?’’ tanyanya kembali.
“Insya Allah atas nama Allah dan niat yang hakiki, dengan mengucap Bismillah..!’’ meyakinkan kembali.
“Terima kasih atas bantuan yang kedua kalinya, Insya Allah pesan ustat Akan menjadi tonggak untukku’’ janjinya kepada Ustat.
“Sama-sama semoga Istiqomah dalam menjalankannya’’ timpal Ustat menguatkan pemuda tampan itu.
Haripun berlalu sangat cepat dan sampai pada akhirnya Allah pun memanggilnya dalam keadaan Khusnul khatimah. Tiada disangka-sangka berkat kegigihannya mampu membuahkan hasil, dia meninggal setelah berada dekat dengan sang pencipta. Ini adalah bukti tanda kasih sayangnya Allah kepada kita, dan bagi kalian yang mempunyai niat untuk berubah dan bertaubat maka ingatlah sebesar apapun sekecil apapun dosa kalian tiada batas untuk mendekatkan diri kembali kepadanya. (*)
Cerita di atas menggambarkan betapa besarnya ampunan Allah atas dosa-dosa yang setiap hambanya lakukan selagi masih mau bertaubat. Terimakasih semoga semuanya bermanfaat..Aamiin Yaa Robb.
Penulis adalah Mahasiswi STKIP PGRI Sumenep dan anggota HIMPASS.