Headline News

Lebih Dekat dengan Aktivis Peneleh

×

Lebih Dekat dengan Aktivis Peneleh

Sebarkan artikel ini
Lebih Dekat dengan Aktivis Peneleh
FOTO: Logo Aktivis Peneleh

LIMADETIK.com – Realitas pemuda Indonesia yang pragmatis-materialis kian hari kian meresahkan. Pasalnya, di tengah situasi negeri yang dilanda krisis, pemuda masih banyak disibukkan oleh kepentingan pribadi dan kelompok yang berujung pada kuasa. Mayoritas pemuda cenderung memikirkan nasib diri di atas nasib umat dan bangsa di masa depan.

Semakin banyak gerakan pemuda kini dipicu oleh kekuasaan “materialis” akhirnya berujung pada gerakan radikal, sayangnya atas nama agama atau rasisme. Realitas inilah yang melatarbelakangi para pendiri Yayasan Peneleh Jang Oetama untuk menyadarkan pemuda, melalui pendidikan berbasis agama dan budaya, bahwa pemuda harus punya gagasan konkrit yang bersifat konstruktif untuk negeri. NKRI harus dijaga, dimuliakan, dan dijayakan.

Gerakan-gerakan Aktivis Peneleh yang sudah diinisiasi sejak 2015, kini telah berhasil mengader ribuan Akivis Peneleh di Indonesia (Medan, Padang, Lampung, Jakarta, Bandung, Tangerang, Bekasi, Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Salatiga, Kudus, Surabaya, Sidoarjo, Malang, Kediri, Jombang, Bangkalan, Sumenep, Denpasar, Mataram, Bima, Sumbawa, Kupang, Palu, Makassar, Banjarmasin, dll). Substansi pengaderan Aktivis Peneleh bertujuan membentuk jiwa-jiwa Insan Kamil yang bernilai religius-kebangsaan sebagai penggerak menuju peradaban yang utama.

Pengaderan Aktivis Peneleh mengambil beberapa jalan:

1. Pendidikan Dasar Aktivis Nasional (DIKSARNAS)
2. Pendidikan Dasar Menengah Nasional (DIKMENAS).
3. Program Relawan Riset Peneleh
4. Peneleh Youth Volunteer Camp
5. 8Gerakan Aktivis Peneleh Muda (Tjokro Muda).
6.Sekolah Regional Aktivis Peneleh.

Sebagai sebuah gerakan, Aktivis Peneleh meng-aksikan zelfbestuur yang diteriakkan HOS Tjokroaminoto, Guru dari Soekarno, di tahun 1916, melalui organ-organ yang menjaga idealismenya seperti Peneleh Research Institute, Penerbit Peneleh, dan Waroeng Jang Oetama.

Aktivis Peneleh harus mempraksiskan hasil kaderisasi melalui aksi. Jika akar pen- didikan adalah agama dan budaya, maka kini tengah berlangsung pembangunan Masjid Kampus dan Pusat Pembelajaran Gratis di Sumbawa dan Lombok, Nusa Tenggara Barat, melalui gerakan wakaf.