Pendidikan

Melalui Halaqoh Diniyah, Unisma Bentuk Mahasiswa Berkarakter Santri dan Sarjana

×

Melalui Halaqoh Diniyah, Unisma Bentuk Mahasiswa Berkarakter Santri dan Sarjana

Sebarkan artikel ini
IMG 20240926 WA0183
Rektor Unisma, Prof Junaidi Mistar M.Pd., Ph.D, sedang menyampaikan saat pembukaan Halaqoh Diniyah yang bertujuan untuk mengembangkan karakter mahasiswa berbasis keislaman dan keaswajaan (foto: Tangkap layar YouTube Humas Unisma)

MALANG – Limadetik.com, Universitas Islam Malang secara resmi membuka kegiatan Halaqoh Diniyah di Gedung Bundar Unisma, Kamis (26/09/2024). Acara ini merupakan bagian dari program wajib kampus dalam rangka memperkuat karakter keagamaan dan nilai-nilai Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja) di lingkungan kampus. Kegiatan yang akan berlangsung selama tiga hari ini dirancang khusus untuk membekali mahasiswa baru dengan nilai-nilai keislaman sebagai fondasi pembentukan karakter.

Dalam pembukaan acara tersebut, Unisma menghadirkan Wakil Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Dr. (HC) KH Zulfa Musthofa, sebagai narasumber utama. Dalam ceramahnya, KH Zulfa Musthofa menekankan pentingnya menjaga identitas keislaman di tengah tantangan modernitas. Ia mengingatkan para mahasiswa agar tidak hanya fokus pada pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi juga memperkuat nilai-nilai agama dalam setiap langkah kehidupan mereka.

Sementara itu, Rektor Unisma, Prof Junaidi Mistar M.Pd., Ph.D, menyampaikan bahwa Halaqoh Diniyah ini merupakan salah satu program unggulan kampus yang bertujuan untuk mengembangkan karakter mahasiswa berbasis keislaman dan keaswajaan. Ia juga menjelaskan bahwa kegiatan ini akan menjadi pondasi utama dalam pembentukan profil mahasiswa Unisma, yang diharapkan mampu menggabungkan dua karakter utama, yakni sebagai seorang santri sekaligus sarjana.

“Dalam tiga hari ke depan, kita akan menancapkan pondasi pengembangan karakter keislaman dan keaswajaan. Dengan begitu, kita akan membentuk profil mahasiswa Unisma yang merupakan gabungan dari dua karakter utama, yakni sebagai seorang santri sekaligus sarjana,” paparnya.

Prof. Junaidi juga menambahkan bahwa karakter islami yang dikembangkan melalui program ini akan terus diperkuat selama masa studi mahasiswa, baik melalui kebiasaan harian yang islami maupun melalui mata kuliah Agama Islam yang telah dirancang dalam enam tingkatan.

“Kami membentuk profil santri pondasinya melalui Halaqoh Diniyah ini. Karakter tersebut akan terus dikembangkan sepanjang masa studi mahasiswa, tidak hanya melalui kegiatan akademik, tetapi juga lewat kebiasaan sehari-hari yang bernuansa islami,” tambahnya.

Tidak hanya itu, Prof. Junaidi menegaskan bahwa program ini juga mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi individu yang unggul dalam kecendekiawanan, keindonesiaan, dan keagamaan. Menurutnya, dasar-dasar karakter ini akan menjadi bekal penting bagi mahasiswa dalam menempuh studi selama empat tahun di Unisma.

“Dasar-dasar karakter ini akan menjadi bekal penting bagi mahasiswa dalam menempuh studi selama empat tahun di Unisma. Dengan peletakan dasar-dasar ini, kita berharap mahasiswa akan memiliki landasan yang kuat, baik dalam aspek akademik maupun non-akademik,” tutupnya.(*)