BAGHDAD, Limadetik.com — Ada 4 Komandan militer senior dari 4 Negara masing- masing Irak, Rusia, Iran dan Suriah menggelar pertemuan di Baghdad dan bertukar pandangan tentang kerja sama keamanan serta intelijen.
Seperti dalam penelusuran beberapa sumber mengatakan, para komandan dari empat negara, yang memiliki ruang operasi bersama untuk mengkoordinasikan perang melawan kelompok teror ISIS, menghadiri konferensi tersebut pada hari Sabtu (1/9/2018) kemarin.
Disamoing itu, menurut penjelasan dari Kementerian Pertahanan Irak bahwa mereka telah menerima delegasi yang dipimpin oleh para wakil kepala staf militer untuk dalamrangka membahasa bersama terkait kerjasama mereka. “Untuk memperkuat kerjasama dan koordinasi dalam hal keamanan dan intelijen di antara negara-negara ini.” katanya.
Seddangkan Letnan Jenderal Salim Harba, kepala delegasi Suriah untuk konferensi itu, mengatakan bahwa keempat negara sepakat untuk menanggulangi terorisme, yang merupakan ancaman bagi kemanusiaan.
Ia juga memperingatkan bahwa proksi AS merencanakan serangan kimia baru di Suriah untuk menyalahkan Damaskus dan membenarkan agresi baru terhadap negara Arab tersebut.
Dikatakannya, atas permintaan Damaskus, Iran telah menawarkan bantuan penasehat militer kepada pemerintah Suriah yang memerangi militansi habis-habisan.
Selain Damaskus, Rusia juga memiliki penasihat militer di negara Arab itu, selain melakukan pemboman udara atas nama pemerintah Suriah.
Dukungan oleh Teheran dan Moskow telah memungkinkan tentara Suriah untuk mempercepat kemenangan di berbagai front melawan militan Takfiri.
Daesh memulai kampanye teror di Irak dan Suriah pada tahun 2014, menduduki wilayah di dua negara Arab itu dan memproklamirkan negara “khilafah” sendiri.
Belum lagi kelompok takfiri ISIS secara bertahap diusir dari semua tanah yang didudukinya di Irak dan Suriah dan kedua negara mengumumkan keruntuhan ISIS pada bulan Desember 2017 lalu.
Dan kini sisa-sisa Daesh, bagaimanapun, sekarang diyakini bersembunyi di wilayah perbatasan Irak-Suriah. dengan tujuan tetap akan melakukan pelemahan-pelemahan pada negara itu, namun itu semua dinilai sangat sia-sia. (ARN/Red)