Menguatkan Ketahanan Nasional dan Ketahanan Pangan Berbasis Hukum Ekonomi Syariah, IAI Tabah Lamongan Gelar Seminar dan Diskusi Ekonomi
LIMADETIK.COM, LAMONGAN – Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah (IAI Tabah) Lamongan menggelar seminar nasional bertajuk “Sinergi Ketahanan Nasional dan Ketahanan Pangan sebagai Strategi Pengembangan Daerah Berkelanjutan” yang diselenggarakan di Aula KH. Musthofa, Sabtu (21/6/2025).
Kegiatan ini diinisiasi oleh Program Studi Hukum Ekonomi Syariah (FEBIS) IAI Tabah, menghadirkan berbagai tokoh dari unsur akademik, pemerintahan, militer, dan legislatif.
Acara ini dibuka secara resmi dan diisi pengantar secara ilmiah oleh Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis dan Syariah (FEBIS) IAI Tabah Lamongan, Muhammad Aly Mahmudi, Lc., M.H., yang menekankan pentingnya sinergi antar sektor dalam membangun daerah yang berkelanjutan, berdaya tahan, dan berkeadilan sosial, tentu dengan tetap mempertimbagan aspek maqāṣid al-sharī‘ah sebagai pondasi menentukan Langkah-lagkah kedepan.
Empat narasumber utama mengisi sesi diskusi:
Dirham Akbar Aksara, S.T., B.Eng., M.Sc., Wakil Bupati Lamongan, pada kesempatan itu memaparkan progres pembangunan daerah yang berbasis potensi lokal Lamongan, seperti pertanian, maritim, dan industri kecil menengah.
“Penguatan ketahanan pangan harus dimulai dari pemetaan potensi desa, pelatihan SDM, dan penguatan sinergi lintas sektor, termasuk dengan pesantren dan lembaga pendidikan” tegasnya.
Pemateri kedua, Imam Fadli, M.Si., Wakil Ketua DPRD Lamongan, menyoroti pentingnya ketahanan pangan sebagai instrumen pertumbuhan ekonomi desa. “Penguatan ekonomi berbasis desa, didukung regulasi yang akomodatif dan program penyertaan modal yang adil, akan menjadi fondasi keberlanjutan ekonomi daerah” terangnya.
Sementara pemateri ketiga, Dr. R. Chusnul Yuli Seyto, M.Pd., akademisi sekaligus sekretaris dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan, menekankan pentingnya menjaga kesatuan dan persatuan sebagai modal sosial utama.
Ia menambahkan bahwa pembangunan tidak cukup dengan infrastruktur, tetapi harus dilandasi semangat kolektif, kebersamaan, dan penguatan nilai-nilai lokal sebagai identitas daerah.
“Di Kabupaten Lamongan terdapat program beasiswa Pendidikan PERINTIS yang dapat diakses oleh seluruh warga Lamongan” tuturnya dalam acara seminar tersebut.
Sementara, Ketua penyelenggara sekaligus Kaprodi Hukum Ekonomi Syariah, Dr. Moh. Khoirul Fatih, M.Ag., menyampaikan, seminar ini menjadi bagian dari ikhtiar membangun narasi baru pembangunan daerah berbasis maqāṣid al-sharī‘ah.
“Ketahanan nasional dan pangan harus dimaknai secara holistik—meliputi aspek jasmani, sosial, dan spiritual. Hukum Ekonomi Syariah memberi ruang bagi formulasi kebijakan yang adil, berkelanjutan, dan berpihak pada rakyat kecil,” tandasnya.
Menurut Dr. Khoirul Fatih, dalam bingkai Hukum Ekonomi Syariah, ketahanan pangan tidak hanya dimaknai sebagai kecukupan konsumsi, tetapi juga sebagai instrumen keadilan dan perlindungan—ḥifẓ al-nafs (jiwa) dan ḥifẓ al-māl (harta).
“Seminar ini mendorong pemanfaatan wakaf produktif, optimalisasi zakat pertanian, dan pembentukan koperasi syariah sebagai solusi konkrit untuk pemerataan ekonomi” katanya.
Program Studi Hukum Ekonomi Syariah IAI Tabah hadir sebagai pilihan strategis bagi generasi muda yang ingin menjadi pionir di bidang ekonomi dan hukum Islam yang berwawasan masa depan.
“Dengan pendekatan integratif antara syarī‘ah, ekonomi modern, dan kebutuhan masyarakat lokal, prodi ini fokus pada kajian maqāṣid al-sharī‘ah, fiqh muamalah kontemporer, serta tata kelola keuangan syariah yang berpihak pada keadilan sosial dan pemberdayaan desa” ungkap Fatih sapaan akrab Kaprodi Hukum Ekonomi Syariah itu.
Dikatakan, Mahasiswa akan dibekali kemampuan analisis, advokasi hukum ekonomi, hingga kewirausahaan syariah berbasis potensi lokal, khususnya di wilayah pesisir dan komunitas pesantren.
“Melalui kurikulum aplikatif dan jejaring kerja sama yang luas, HES IAI Tabah membuka jalan menuju karier sebagai konsultan hukum syariah, auditor keuangan halal, pengelola zakat dan wakaf, maupun pemimpin perubahan di sektor publik dan privat” demikian Dr. Khoirul Fatih menyampaikan.
