SAMPANG, LimaDetik.Com – Masa pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Jenjang Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) Tahun Pelajaran 2021/2022 di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Sampang, Madura, Jawa timur telah usai, kini memasuki masa daftar ulang dari tanggal 1 hingga 5 Juli 2021 mendatang.
Pantauan media Limadetik.com di lapangan ketika berkunjung di SMPN IV Sampang yang berlokasi di Desa Tanggumong, Kecamatan/Kabupaten Sampang pada Jum’at (2/7/2021) tampak sepi, hanya terlihat Kepala Sekolah dan 1 orang tenaga pendidik. Tak ada tanda-tanda adanya peserta didik yang hadir untuk daftar ulang, meski pintu sekolah terbuka lebar.
Ditemui di lokasi, Kepala Sekolah SMPN IV Sampang Siti Kamariyah S.Pd mengatakan, jumlah peserta didik baru yang sudah mendaftar dan sudah diterima menjadi siswa di lembaga yang dipimpinnya berjumlah 29 orang. Hal tersebut masih dibawah jumlah maksimal Rombongan Belajar (Rombel) dalam satu kelas yang sudah ditentukan oleh pihak Disdik Sampang sebanyak 32 orang.
“Sekarang dari Kelas I hingga Kelas III hanya ada 3 kelas, untuk kelas I ada 29 orang, Kelas II ada 26 orang, Kelas III ada 38 orang dan itupun kelas kecil. Kita gak ambil zonasi, ya karena keadaannya kayak gini. Mau jalur zonasi, atau apa, ya kita terima saja. Kita berada di lokasi pinggiran. Kalau masih sistem rayon dulu, itu masih mending. Jadi kelebihan siswa yang tidak diterima di SMP I bisa ditampung di SMP IV, tapi sekarang kan sudah berdasar zonasi” ujarnya, Jum’at (2/7/2021).
Siti Kamariyah S.Pd menambahkan, ia memimpin lembaga tersebut sejak 2014 silam. Selama rentan waktu 7 tahun hingga sekarang, diakuinya bahwa jumlah peserta didik baru dari tahun ke tahun makin berkurang.
Menurutnya, ada beberapa indikator yang menjadi pemicu kemerosotan minat peserta didik baru untuk mendaftar ke SMPN IV Sampang, antara lain : banyaknya Orang tua siswa yang mengarahkan anaknya untuk mengenyam pendidikan ke Pondok Pesantren (Ponpes), banyaknya lembaga Ponpes yang sudah membuka mata pelajaran umum, pengaruh sistem pembelajaran yang harus dilakukan secara Daring (Dalam Jaringan) karena situasi pandemi Covid-19, rendahnya dukungan dari beberapa Sekolah Dasar Negeri (SDN) dan masyarakat sekitar untuk menyekolahkan putera-puterinya di SMPN IV Sampang, serta rendahnya kapasitas SDN yang ada disekitar lembaga yang dipimpinnya.
“Sudah SD yang ada disekitar SMP ini jumlah murid dan SD nya sedikit, dan jumlah paling banyak perkelas sekitar 7 hingga 15 orang. Dan yang mendaftar ke sini ya hanya sedikit, karena rata-rata mereka melanjutkan ke pondok yang memang sudah menyediakan mata pelajaran umum. Malah sekarang ini, didaerah kota aja banyak yang melanjutkan ke sekolah Attanwir. Dulu dari lembaga Pondok itu banyak yang bersekolah disini, tapi karena di Pondok mereka sudah membuka lembaga pendidikan sendiri, akhirnya mereka sekarang gak ada yang daftar ke sekolah sini lagi”
“Situasi pandemi covid ini juga mempengaruhi minat orang tua siswa dan siswa untuk memilih sekolah negeri, salah satunya dengan bengkaknya biaya quota internet karena pembelajaran harus dilakukan melalui internet yang pada kenyataannya, sebagian jatah quota internet yang diberikan oleh pihak pemerintah melalui disdik kemarin itu ada yang bisa dipakai, ada yang tidak bisa” tuturnya.
Ditanya soal langkah-langkah yang sudah dilakukan demi menarik minat peserta didik baru, Kama menjelaskan, Kegiatan inovasi sudah sering dilakukan demi meningkatkan mutu pendidikan dan memancing agar lembaga yang dipimpinnya bisa diminati pihak orang tua atau peserta didik baru.
Semisal dengan cara memaksimalkan kegiatan ekstra kulikuler berupa kesenian, menambah mata pelajaran agama yang bekerja sama dengan yayasan Ummi Foundation.
“Kami juga sudah berupaya menjalin kemitraan dengan mendatangi beberapa SDN yang ada disekitar SMP IV ini guna mendaftarkan murid yang sudah lulus di SD tersebut untuk mendaftarkan ke lembaganya. Bahkan kami rela urunan, menyisihkan sebagian penghasilan kami untuk memberikan sumbangan ke beberapa SD yang ada disekitar lembaga kami. Semua bentuk sumbangan itu melalui sumbangan pribadi dari teman-teman guru disini yang dapat Tunjangan Penghasilan Pegawai (TPP), kemudian hasilnya disumbangkan ke beberapa SDN tersebut, baik dibelanjakan untuk seragam sekolah dan olah raga” bebernya.
Kama juga memaparkan, dari segi infrastruktur bangunan dan jumlah tenaga pendidik sudah memadai. Namun karena jumlah kelas dari tahun ke tahun mengalami pengurangan, maka banyak guru-guru yang pindah untuk mengejar jam mengajar sebagai syarat terpenuhinya TPP mereka.
“Karena kalau mereka tetap bertahan disini, mereka gak bakal dapat TPP. Sebenarnya mereka enggan untuk pindah dari sini, karena ikatan kekeluargaan yang sudah terjalin lama, namun disatu sisi mereka juga harus menyelematkan TPP nya. Ada yang pindah ke SMP IV Torjun, ke Attanwir, ke SMP I sampang” paparnya.
Kama menilai, pentingnya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) karena dengan PTM, akan terjalin ikatan emosional yang lebih baik antara guru dan murid.
“Pendidik itu bukan hanya bertugas mentransfer ilmu, Kalau cuman sebatas transfer ilmu, di google juga ada dan banyak, tapi bicara ikatan emosional, hati dan kekeluargaan itu tidak serta merta bisa dilakukan memalui media internet. Dan dengan PTM kita bisa mengajari anak tentang adab sopan santun” ujarnya.
Pihaknya berharap dukungan dari masyarakat sekitar terutama pihak orang tua siswa untuk bisa menyekolahkan anaknya ke SMPN IV Sampang demi keberlangsungan dan eksistensi lembaga yang dipimpinnya.
Terpisah, Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten sampang Nor Alam, menanggapi hal tersebut mengatakan, pihaknya belakangan ini fokus untuk menggodok sekolah yang jumlah muridnya dibawah rata-rata.
“Kami sedang menggodok lembaga-lembaga sekolah yang memang sedikit jumlah muridnya. yang rata-rata berjumlah dibawah 50 siswanya. Ini sedang kami evaluasi. Kalau memang seperti itu (jumlah siswa dibawah 50 orang) maka itu akan digruping. Kita liat aja perkembangannya” terangnya.
Pihaknya berharap agar Kepala sekolah harus bisa merubah sistem menajemen disekolahnya ke arah yang lebih baik. Bagaimana cara agar sekolah tersebut bisa diminati oleh peserta didik/wali peserta didik dengan selalu melakukan inovasi-inovasi baru.
“Kalau sekolah tersebut manjemennya bagus, maka dengan otomatis sekolah tersebut akan menjadi sekolah yang banyak peminatnya. Akan dilirik banyak peserta didik. Karena saat ini, orang tua siswa juga melihat mutu dari sekolah tersebut. Kami sudah sering melakukan pendampingan, monitoring dan evaluasi terhadap sekolah tersebut melalui pihak pengawas sekolah” pungkasnya.
(MDS/YD)