Scroll Untuk Membaca Artikel
Artikel

Haji: Akankah Senyum Nietzsche Semakin Manis?

×

Haji: Akankah Senyum Nietzsche Semakin Manis?

Sebarkan artikel ini
Haji: Akankah Senyum Nietzsche Semakin Manis?
FOTO: HM Affan Rangkuti, Kasakter 1 Daker Madinah (kiri) saat bertugas

Haji: Akankah Senyum Nietzsche Semakin Manis?

Oleh ,: HM Affan Rangkuti
Kasektor 1 Daker Madinah

GESER KE ATAS
SPACE IKLAN

CATATAN – Sekurangnya Allah Swt menyampaikan tentang haji dalam Alquran sebanyak 18 ayat dengan beberapa tematik. Tematik pertama tentang perintah haji, QS Ali Imran: 97 dan QS Al Hajj: 27-32. Tematik kedua tentang bulan haji, QS Al Baqarah: 197.

Tematik ketiga tentang hewan kurban haji, QS Al Maidah: 2 dan 97. Tematik keempat tentang haji tamatu’, QS Al Baqarah: 196. Tematik kelima tentang haji akbar, QS At Taubah: 3.

Kemudian, tematik keenam tentang bulan sabit tanda waktu haji, QS Al Baqarah: 189. Tematik ketujuh tentang Nabi Ibrahim mohon petunjuk tentang cara haji, QS Al Baqarah: 128. Tematik kedelapan tentang tata cara berhaji, QS Al Baqarah: 196 dan 203. Tematik kesembilan tentang larangan selama berhaji, QS Al Baqarah: 197, dan Tematik kesepuluh tentang pemberian minum orang haji, QS At Taubah: 19.

Bahkan haji merupakan salah satu surah dari 114 surah, tepatnya pada surah yang ke-22 Al Hajj turun sebagian di Makkah dan sebagian lagi di Madinah dengan 78 ayat. Ada yang diturunkan saat malam dan ada pula disaat siang hari. Isinya ada yang berhubungan dengan peperangan dan ada pula yang berhubungan dengan perdamaian, ada ayat-ayatnya yang muhkam dan ada pula yang mutasyabihaat.

Total 6.348 ayat Alquran, 18 ayat mengupas tentang haji, satu surah dari 114 bahkan menyematkan nama haji. Namun sungguh sangat disayangkan, rukun Islam yang kelima ini seolah menjadi rukun yang terisolasi dari 4 rukun Islam lainnya. Mengapa? Karena dakwah tentang haji biasanya dilakukan pada menjelang keberangkatan jemaah haji dan saat Wukuf di Arafah.

Terjebak dalam persimpangan jalan, tak sedikit jemaah memilih pilihan tak setali tiga wang dengan memilih perintah Allah Swt. Hingga salah satu ulama besar sampai meluapkan rasa emosionalnya dengan mengatakan Allah Swt tidak membutuhkan haji. Pernyataan keras ini melihat bagaimana hubungan manusia dengan manusia nyaris terkoyak dan sobek.

Banyak literatur tentang haji yang mengharapkan kita untuk lebih memahami apa itu haji yang sebenarnya. Hingga kekuatiran kita atas problematika haji dalam dimensi hubungan antar manusia dan manusia, manusia dengan Allah Swt. Perkembangan itu ditandai dengan ungkapan kebenaran dari sebuah konspirasi buah pikir tokoh agnostik Snouck Hurgronje seabad silam.

Gelar haji saat ini menjadi hal yang biasa saja, bahkan cenderung bergeser pada arah yang tak diharapkan di tengah peradaban teknologi dan kebebasan saat ini. Rafats, fusuq dan jidal sebagai tiang pembangun santun kata, tebar kedamaian, saleh pribadi dan sosial mudah ditemukan saat ritus haji dan menjadi mahal setelahnya.

Filsuf legendaris Friedrich Nietzsche yang mengatakan Tuhan sudah mati. Tuhan tetap mati. Dan kita telah membunuhnya tak akan pernah menjadi sitasi atau malah semakin dicari. Ah tak tahulah
___________________________
Catatan ini ditulis dari Kota Makkah di Musim Haji 1444 H/2023.

× How can I help you?