IAI Tabah Gelar Stadium Generale, Menyongsong Indonesia Emas Menyiapkan SDM Berkarakter Pesantren
LIMADETIK.COM, LAMONGAN – Studium Generale adalah tradisi dan rutinitas kampus yang sering diselenggarakan menjelang perkuliahan awal semester. Studium General atau sering diterjemahkan sebagai kuliah umum, semakin penting dilaksanakan di perguruan tinggi sebagai penambah wawasan baru yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan zaman.
Kampus IAI Tarbiyatut Tholabah Lamongan mengawali perkuliahan awal semester dengan mengusung tema “Menyongsong Indonesia Emas, Menyiapkan SDM Berkarakter Pesantren”. Acara dilakukan Sabtu, 20 Januari 2024 di auditorium Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah.
Dalam sambutannya, Rektor IAI Tabah Dr. Alimul Muniroh, M.Ed menyampaikan bahwa kampus IAI Tabah akan terus menata diri untuk terus maju dan berkembang menjadi perguruan tinggi yang siap menyesuaikan dengan perkembangan dan perubahan zaman.
“Sebagai perguruan tinggi berbasis pesantren, IAI Tabah akan terus menerapkan model pembelajaran berbasis pesantren sebagai upaya menyiapkan SDM berkarakter pesantren sehingga siap menyongsong Indonesia Emas 2045” ucapnya.
Prof. Akh Muzakki, Kordinator Kopertais IV Surabaya narasumber Studium Generale menyampaikan, bahwa dalam rangka menyongsong Indonesia Emas, mahasiswa harus siap menghadapi berbagai tantangan zaman, seperti hal nya VUCA: Volatility (volatilitas), Uncertainty (ketidakpastian) Complexity (kompleksitas) dan Ambiguity (ambiguitas).
“Akhlak dan Moral adalah alat paling efektif untuk menghadapi tantangan kemajuan zaman, hal demikian ini diimplementasikan dalam pendidikan utamanya pondok pesantren” ucap Prof Muzakki.
Di samping itu, Prof Muzakki juga memberikan pesan kepada mahasiswa IAI Tabah jangan khawatir menghadapi tantangan zaman, karena setiap zaman ada tantangan dan setiap zaman pula pasti hadir solusi.
Pada sesi Diskusi merespon pertanyaan mahasiswa, Prof Muzakki menekankan beberapa hal dalam menyongsong Indonesia Emas, menyiapkan SDM berkarakter Pesantren, pertama, sekolah atau pendidikan itu menciptakan kemampuan the predicting power.
Kedua, bonus demografi jika tidak disiapkan mulai sekarang, maka akan bisa menjadi bencana demografi. Ketiga, membangun ekonomi dan entrepreneur harus memiliki bekal 5 sifat wajib nabi Muhammad.
“Keempat, di tengah ambiguitas, pegang dengan teguh akhlak dan moralitas karena ini merupakan karakter yang menjadi penyeimbang di tengah perkembangan zaman yang serba cepat” tegasnya.
Acara ditutup dengan pemberian kenang kenang lukisan sketsa wajah Prof Muzakki, karya dosen IAI Tabah Sjahidul Haq Chotib.