Scroll Untuk Membaca Artikel
Opini

OPINI: Ironi Pilkades Sabuntan

×

OPINI: Ironi Pilkades Sabuntan

Sebarkan artikel ini
PILKADES 1 1

Sumenep, 14 November 2019.

LIMADETIK.com — Tanggal 14 November 2019 adalah momentum demokratisasi Pilkades serentak khususnya di kecamatan Sapeken. Dari 11 desa yg ada setidaknya 8 desa yang melaksanakan Pilkades serentak hari ini, satu diantaranya adalah Desa Sabuntan.

GESER KE ATAS
SPACE IKLAN

Pertanyaannya mengapa harus Sabuntan bukan desa lain yang dijadikan sampel dalam tulisan ini?.

Pertama
Rekrutmen kapanitian terkesan asal tunjuk dan terindikasi mendukung salah satu kandidat apalagi Ketua Panitia Pilkades adalah sekdes jadi nilai independensi dan netralitas panitia sangat wajar tuk dipertanyakan.

Kedua
Kehadiran salah seorang Anhgota DPRD Sumenep yang katanya mewakili Pemkab saat penetapan TPS pada 30 Okber 2019 di sekretariat Pantia sapangkur kecil menjadi tanda tanya besar, sebab eksekutif dan legislatif punya tupoksi masing – masing gak mungkin legislatif berbicara atas nama eksekutif apalagi Perbub 27 tahun 2019 mengatur unsur apa yg bisa hadir saat penetapan TPS.

Ketiga
Dalam setiap pemilihan unsur keamanan sangat penting agar tercipta suasana kondusif dan biasanya diambil dari Polres ataupun Polsek setempat yang dilengkapi surat tugas. Tapi pemandangan lain di Sabuntan khususnya Sapangkur Besar dengan hadir “Bajing” entah alasan apa mereka datang ke Sepangkur, siapa yang mendatangkan ataukah mereka ragu dengan ketegasan aparat kepolisian.

Keempat
Surat undangan yang diedar panitia tidak mencantungkan alamat TPS sehingga pemilih bingung mau nyoblos dimana, sementara daratan Sabuntan tidak ada undangan yang beredar sampai dengan hari ini anehnya pemilihan tetap dilaksanakan panitia.

Kondisi inilah yg terjadi dalam Pilkades Sabuntan Saat ini, Pesta yang seharusnya dinikmati dengan suka cita, dan penuh keakraban oleh masyarakat ternyata tidak sama sekali. Ada yg meninggalkan pesta sebelum digelar bisa jadi karena tempatnya mencekam menu yang disajikan tidak menarik ataukah ketidak ramahan Pantia dalam menyambut tamu undangan atau pagar ayu nya yang sangar.

Saat desa lain mengantarkan kandidat pilihannya diiringi sholawat atau doa keselamatan ke Tempat Pemilihan, saat masyarakat merasa aman dan nyaman mencoblos pilihan hatinya, saat keluarga berkumpul penuh keakraban meski pilihan berbeda demi lahirnya kepala desa yang sesuai konstitusi. Tapi tidak dengan desa sabuntan. Entah sampai kapan kondisi ini mendera Pilkades Sabuntan.

#Repost Sayyid Syech

× How can I help you?