Tahun 2023, Capaian IKD di Sumenep Masih Rendah
LIMADETIK.COM, SUMENEP – Pemerintah telah melakukan upaya mendorong masyarakat untuk terus meningkatkan identitas secara digital dengan cara meng update data kependudukan melalui Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) setempat menjadi Identitas Kependudukan Digital (IKD) untuk mempermudah masyarakat saat mengakses data, Kamis (4/1/2023).
Di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur sendiri target capaian Identitas Kependudukan Digital (IKD) hanya berada diangka 1,63 persen dari wajib KTP di Kabupaten ujung timur pulau Madura.
Demikian hal itu disampaikan Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Sumenep R. Ach. Syachwan Effendy melalui Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan Pendaftaran Penduduk, Wahasah di kantornya.
“Kabupaten Sumenep capaian IKD nya masih rendah, berada diangka 1,63 persen dari wajib KTP” katanya.
Ada beberapa faktor yang menjadi kendala lanjut Wahasah, diantaranya minimnya pencapaian yang di targetkan oleh Pemerintah sebesar 25 persen.
“Kemungkinan nya, masyarakat kita masih menganggap dengan memegang KTP manual seolah olah tidak butuh lagi terhadap IKD, padahal ke depan semua data harus terkoneksi secara digital” ungkapnya.
Dengan masyarakat menganggap belum familiar nya program IKD ini, sehingga dengan memiliki e-KTP merasa tidak butuh dengan identitas digital. Di samping itu, tidak semua masyarakat yang memegang hp android.
“Bisa juga karena masih banyak masyarakat kita yang belum mempunyai hp android, terutama masyarakat yang berumur 40 tahun lebih, ini juga mempengaruhi” terangnya.
Sejauh ini kata Wahasah, masyarakat masih enggan datang ke tempat tempat pelayanan terdekat, karena membuat IKD yang bersangkutan harus hadir langsung ke tempat pelayanan untuk mengaktivasi wajahnya secara pribadi.
“Namun, apabila ada masyarakat yang akan melakukan perekaman awal, maka kami menganjurkan untuk melakukan IKD bagi yang punya hp android” tuturnya.
Belum lagi, Wahasah melanjutkan, kendala lain wilayah Kabupaten Sumenep masih banyak yang berada di tempat terpencil termasuk di wilayah kepulauan yang mana akses internet masih susah dan jangkauan yang begitu sulit.
“Kita kan juga banyak kepulauan termasuk daerah terpencil, yang terpengaruh oleh akses internet. Ini juga yang menjadi kendala kita” terangnya.
Sejauh ini, yang sudah banyak melakukan aktifasi IKD rata-rata di dominasi para pejabat dan pegawai negeri, khususnya di daratan. “ASN yang ada di Kabupaten Sumenep sudah mayoritas mengaktivasi IKD,” ucapnya.
Untuk memberikan pelayanan yang maksimal, pihaknya tambah Wahasah telah melakukan jemput bola ke sarana pendidikan seperti Universitas yang ada di Kabupaten Sumenep.
“Sebenarnya untuk akses IKD ini sangat simpel, hanya melalui hp android dapat menampilkan barcode, tidak perlu foto copy KTP, menghindari pemalsuan data dan lebih aman kerahasiaan data” ungkapnya.
Untuk hal kemungkinannya, apabila hp tersebut hilang atau rusak dan kartunya tidak bisa di pakai, pemilik hp bisa melaporkan dan pihak Dukcapil akan menon aktifkan hp atau nomer tersebut untuk menghindari hal hal yang tidak di inginkan.
“Nanti setelah ganti hp, pemilik hp bisa mengaktifkan kembali IKD nya di nomer yang baru,” tuturnya.
Terakhir Wahasah menyampaikan, bahwa sampai saat ini pencapaian IKD untuk wilayah Madura paling tinggi. Ia pun berharap, agar masyarakat bisa melakukan pengembangan aktivasi dari e-KTP ke IKD.
“Mudah-mudahan masyarakat kita bisa paham dan mengubah mindset nya bahwa IKD merupakan hal yang penting di era digital ini,” pungkasnya