Scroll Untuk Membaca Artikel

Pandemi Covid-19 & Inovasi-Inovasi Auditor

×

Pandemi Covid-19 & Inovasi-Inovasi Auditor

Sebarkan artikel ini
internal audit e1611222458390
ilustrasi foto

Oleh : Datuk Abdul Karim Wailissa

(Mahasiswa Prodi Akuntansi FEB Universitas Muhammadiyah Malang)

GESER KE ATAS
SPACE IKLAN

Pandemi covid-19 yang merupakan wabah dunia sejak awal tahun 2020 masih belum mampu dikalahkan oleh seluruh masyarakat dunia. Kesulitan-kesulitan dalam mengalahkan pandemi ini, telah mengantarkan negara-negara di dunia ke dalam jurang guncangan ekonomi, sehingga banyak pemerintah-pemerintah di dunia terjebak pada dikotomi posisi penanganan pandemi, laksana maju kena mundur kena atau memilih memajukan ekonomi akan menghancurkan sendi-sendi kesehatan, jika memilih menangani kesehatan maka ekonomi yang
menjadi resikonya.

Di dalam negeri, Indonesia lebih menggunakan strategi gas-rem untuk menangani pandemi covid-19 ini. Negara Indonesia menganggap strategi gas dan rem ini adalah strategi yang cukup relevan di dalam mengatasi masalah pandemi yang telah menghantam dua sektor krusial di dalam masyarakat yakni kesehatan dan ekonomi. Strategi yang memang cukup membingungkan masyarakat, tapi itulah yang dipilih oleh pemerintah untuk segera dijalankan.

Semenjak covid-19 hadir di Indonesia pada februari 2020, telah melahirkan sejumlah respon dan dampak yang signifikan di tengah masyarakat. Mulai dari lahirnya kebijakan work from home, study from home, beribadah dengan menjaga jarak dan lain sebagainnya. Hal ini pula telah mendorong masyarakat untuk semakin memanfaatkan teknologi internet sebagai medium untuk mengadakan pekerjaan-pekerjaan subtitusi dari pola kerja yang lama. Tidak terkecuali para auditor, baik auditor eksternal maupun auditor internal yang perlu menerima akibat ini.

Pekerjaan Auditor

Auditor merupakan profesi yang bekerja dalam bidang inspeksi atau memeriksa dan menilai pengelolaan organisasi baik secara fungsi keuangan maupun fungsi-fungsi lainnya yang mendukung tercapai tujuan suatu entitas. Secara umum, auditor terbagi atas dua jenis yakni auditor eksternal dan auditor internal. Auditor eksternal merupakan professional auditor yang berada diluar entitas dan melakukan pekerjaan dengan memeriksa dan menguji laporan keuangan suatu entitas yang kemudian dihasilkan opini tentang kewajaran dari laporan keuangan tersebut.

Sementara auditor internal lebih merupakan bagian dari entitas yang ditugaskan untuk memeriksa dan menguji pengelolaan manajerial di dalam entitas mencapai tujuannya yang selanjutnya menghasilkan laporan rekomendasi kepada manajemen untuk mengadakan perbaikan.

Kedua pekerjaan auditor eksternal dan internal ini menuntut evaluasi yang berkualitas, agar evaluasi berkualitas auditor menyusun berbagai perencanaan dengan kriteria independensi, objektif dan bisa dipertanggungjawabkan. Hasil audit yang berkualitas tersebut dilaksanakan secara bertahap dan sistematis yang diawali dengan rapat antara auditor dan para manajer, review dokumen, kunjungan lapangan, interview sampai rapat akhir dengan manajer.

Pandemi covid-19 membuat para auditor mulai berpikir untuk mengubah pola kerjanya, bahkan ada beberapa auditor yang menghentikan rencana auditnya karena adanya pembatasan perjalanan, pergeseran prioritas klien dan perubahan profil risiko yang dihadapi entitas. Semenjak pandemi berlangsung hingga sekarang, sudah banyak perusahaan yang mulai melarang pegawainya termasuk auditor internal untuk tidak melakukan pekerjaan dari perusahaan.

Hal ini tentu berakibat terhadap pekerjaan auditor yang menuntut lahirnya evaluasi berkualitas demi kepentingan pengambilan keputusan, Dampak pandemi memaksa perusahaan – perusahaan menata kembali prioritasnya, fokus perusahaan saat ini adalah pada upaya-upaya melakukan respons yang tepat terhadap tekanan yang disebabkan oleh covid-19.

Dalam hal ini, hasil kerja dari auditor sebenarnya diperlukan oleh pemimpin-pemimpin perusahaan. Namun, untuk melakukan pekerjaan auditor, maka audit harus turun di lapangan untuk menguji setiap proses-proses yang dilakukan sehingga tidak relevan dengan kebijaksanaan kebanyakan perusahaan disaat pandemi. Maka dengan kondisi yang terjadi demikian, dibutuhkan pola kerja inovatif yang diformulasikan sehingga manfaat auditor tetap dapat dirasakan oleh perusahaan.

Inovasi-Inovasi Auditor Saat Pandemi

Dalam sebuah survei cepat yang dilakukan terhadap para auditor, ketika ditanya apa yang dilakukan oleh para auditor dalam menyikapi pandemi, lebih dari separuh auditor menjawab bahwa mereka menghentikan ruang lingkup penugasan audit yang sedang dilakukan. Sebagian bahkan hanya meneruskan penugasan audit yang diminta oleh regulator. Tidak sampai disitu, selain menghentikan audit yang sedang berjalan, beberapa responden juga membatalkan penugasan audit yang sudah direncanakan.

Meskipun ada penugasan audit yang dibatalkan, beberapa responden malah menambah penugasan-penugasan baru, terutama yang terkait dengan covid-19 atau risiko baru yang muncul. Sejalan dengan semangat tersebut, ada juga responden yang memperluas atau menambah ruang lingkup pada beberapa penugasan yang relevan, seperti menjadi advisor. Inovasi untuk agile atau menyesuaikan dengan kondisi pandemi ini akan membuat para auditor masih dibutuhkan oleh perusahaan.

Selain itu, ada pula inovasi yang sebenarnya sudah pernah dibahas sebelum pandemi tetapi mempercepat untuk diterapkan yaitu Remote Auditing. Remote auditing adalah suatu konsep audit yang dihasilkan dari maraknya disrupsi, perkembangan teknologi, dan revolusi industri 4.0 oleh profesi audit internal. Remote auditing merupakan suatu proses audit yang dilakukan secara jarak jauh ataupun tidak langsung (remote).

Remote auditing ini sangat pas diadakan dalam situasi pandemi yang tidak menganjurkan untuk berkerumun. Apalagi di dalam sistem perusahaan sudah banyak yang mengadopsi teknologi informasi, seperti dengan menggunakan ERP (enterprise resource planning) yang dimana semua data sudah terintegrasi dalam bentuk digital. Dengan hadirnya sistem ini, seharusnya auditor sudah dapat memahami keadaan perusahaan tanpa perlu turun langsung di lapangan.

Tahapan remote auditing sejatinya sama dengan tahapan audit konvensional, yakni dengan rapat permulaan, analisis dokumen, observasi, interview, dan rapat penutup audit. Semua tahapan yang ada dalam pelaksanaan audit tersebut dapat dilakukan dengan remote auditing. Misalkan rapat permulaan bisa dilakukan dengan menggunakan berbagai platform rapat dalam jaringan sebagaimana yang telah dilakukan oleh banyak kalangan.

Untuk mengadakan observasi pun, para auditor tidak mesti untuk turun langsung di lapangan. Auditor dapat meminta kepada perusahaan untuk melakukan tour lokasi perusahaan, live-streaming bahkan menggunakan rekaman CCTV selama beberapa hari yang dikendalikan secara terpusat untuk menguji pelaksanaan produksi yang ada di dalam perusahaan. Tahap interview, bisa dilakukan dengan video conference agar bisa menangkap gerakan non-verbal dari klien.

Inovasi-inovasi ini seperti agilitas dan remote auditing adalah sebagian saja, tentu masih banyak lagi inovasi-inovasi lainnya yang harus disuburkan oleh para pelaku industri jasa inspeksi seperti auditor. Hal ini telah dipercepat oleh hadirnya pandemi dan digitalisasi, maka sudah seharusnya para auditor memainkan peran strategisnya dalam membantu pimpinan-pimpinan entitas dalam membuat keputusan yang tepat.


Catatan: seluruh isi artikel ini tangungjawab penulis sepenuhnya

× How can I help you?