Scroll Untuk Membaca Artikel
Politik

Ketua BM PAN Sumenep : Ide Lawan Ide, Mari Sama-Sama Menahan Diri

×

Ketua BM PAN Sumenep : Ide Lawan Ide, Mari Sama-Sama Menahan Diri

Sebarkan artikel ini
hairul anwar
Hairul Anwar,

SUMENEP, Limadetik.com – Belakangan ini riuh politik mulai memanas seiring dengan tahun politik di Indonesia, berbagai ide pun bermunculan dari tagar #2019gantipresiden hingga #2019tetapjkw. Tentunya ini adalah bentuk dari keinginan dan hak masing-masing masyarakat.

Berita Terkait:

GESER KE ATAS
SPACE IKLAN

Di Surabaya beberapa waktu lalu Deklarasi #2019gantipresiden yang berujung ricuh dan memantik perseteruan antara Front Pembela Islam (FPI) dan Banser, hingga akhirnya damai mengundang keprihatinan mendalam bagi Ketua BM PAN Sumenep Hairul Anwar, MT.

Dimana menurutnya, insiden tersebut tidak akan terjadi, bila semua pihak legowo dan bisa menahan diri masing-masing untuk tidak melakukan tindakan yang berakhir pada gesekan fisik. Sebab, meski pasca insiden itu kedua belah pihak bersepakat untuk berdamai, namun kejadian itu telah menorehkan sejarah baru bagi Indonesia, yang aromanya kurang begitu sedap dimata dunia.

“Rasa keprihatinan kami atas insiden #2019GantiPresiden di Surabaya kemarin sangat mendalam, dan ini sebuah kepedulian kami atas perkembangan di negeri ini. Sebab kami dan kita semua tidak ingin ada pihak-pihak yang dirugikan, baik secara moril lebih-lebih secara moral” kata Hairul.

Hematnya, meskipun pasca itu kedua belah pihak sepakat berdamai, tapi sejarah sudah terlanjur mencatat ‘Insiden yang seharusnya tidak perlu terjadi di Indonesi harusnya ide kita lawan dengan ide juga. “Karena, peristiwa itu telah mencatatkan sejarah yang telah merobek Kesepakatan itu dilakukan setelah dipertemukan antara Ketua GP Ansor sekaligus Komandan Banser Surabaya, M Faridz Afif dan Sekertaris FPI Jawa Timur, Ustaz M Khoirudin” jelasnya.

Secara sosial, kedua belah pihak yang berseberangan kemarin sudah menempuh proses mediasi yanh berlangsung di Ruang M Yasin, Mapolrestabes Surabaya. Oleh sebab itu, pihaknya berharap semua pihak menahan diri, terkait semua persoalan yang terjadi di Indonesia.Sehingga, insiden-insiden yang berpotensi menghancurkan atau memecah belah persatuan dan kesatuan di Indonesia, bisa sedini mungkin dihindari.

Kendati demikian, Ketua Kadin Sumenep ini juga mengaku bangga atas kebesaran jiwa kedua belah pihak, yang berseteru di Surabaya. Sebab mereka dengan gentle berdamai, baik didunia nyata maupun di dunia maya (medsos).

“Tentunya kita merasa bangga dengan sikap dua organisasi itu. Mereka gentle mengakgiri perseteruan dengan jalan kekeluargaan, sebab memang kita ini satu keluarga di Jawa Timur dan bahkan se Indonesia” ungkap Irul panggilan akrabnya.

Hairul berharap, demi keutuhan Negara Republik Indonesia (NKRI) hal serupa kedepan tidak perlu terjadi. Sehingga tidak lagi terjadi sifat anarkis dan menghilangkan kata makar yang dapat merusak tatanan negara.

“Orang kita ini sama-sama Aswaja, makanya mati kita saling menghormati demi kepentingan negara. Kedepan hindari pro dan kotra, lebih baik saling menahan diri. Hakikatnya FPI dan Banser bersatu padu demi NKRI,” harapnya.

Harusnya ucap Hairul, secara organisatoris FPI maupun Banser tidak terlibat dalam politik pragmatis. Sehingga independensi organisasi bisa dipertaruhkan. “Silahkan secara pribadi tidak masalah berkecimpung pada dunia politik, tapi kalau secara organisasi kami kurang setuju, sebab itu tadi kalau kedua organisasi ini terlibat secara praktis dalam politik maka hakikatnya akan berubah dan asumsi masyarakat juga akan bergeser dari semula” tandasnya. (yd/ld)

× How can I help you?