Perkembangan UMKM di Nogosari Terhambat di Masa Pandemi

×

Perkembangan UMKM di Nogosari Terhambat di Masa Pandemi

Sebarkan artikel ini
AddText 01 21 12.41.05

Penulis        : Nur Fadilah
Fakultas      : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan       : Akuntansi
Mahasiswa  : Universitas Muhammadiyah Malang

Indonesia telah di serang virus Covid-19 yang telah menyebar sejak Maret 2020 hinga pergantian tahun januari 2021 saat ini, dengan adanya wabah virus ini telah banyak merugikan semua kalangan masyarakat dan sudah memakan banyak korban jiwa di berbagai Negara bahkan tenaga medis yang menjadi garda terdepan untuk masyarakat dikala pandemi melanda.

Pemerintah telah melakukan berbagai cara untuk mengatasi masalah virus, mulai dari pembatasan sosial dalam skala besar hingga menggalakkan hidup bersih, sehat, dan memakai masker. Virus Covid-19 ini terdapat dampak positif bagi perusahaan yang memproduksi produk kebersihan, namun berdampak negative bagi sektor usaha mikro kecil menengah atau di sebut sebagai UMKM. Seperti yang telah terjadi pada UMKM di Dusun Nogosari, Desa Nogosari, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto. UMKM di Desa Nogosari yaitu kripik usus dan amplang ikan.

Pengusaha kripik usus Pak Miskan atau biasa dipanggil Abah Miskan, kesulitan yang dialami Abah Miskan dimasa pandemi ini bukan dari bahan baku atau pegawainya tapi dari bagian penjualan produk yang macet. Biasanya produk paling jauh dipasarkan bisa sampai ke Semarang, karena adanya covid-19 ini konsumennya hanya yang di Jawa Timur saja, sedangkan yang dari Semarang sudah tidak melakukan pemesanan lagi.

Tentunya hal ini juga berdampak negtif bagi karyawannya, salah satu pegawai di kripik usus Indra Jaya yang
bernama Ibu Wariyanti mengatakan bahwa adanya pandemi ini berpengaruh pada penghasilannya, sebab Ibu Wariyanti harus berhenti bekerja disebabkan oleh menumpukkan produksi usus yang telah di goreng sekitar 2 ton dikarenakan berkurangnya konsumen yang melakukan pemesanan kripik usus tersebut.

Kejadian yang di alami usaha kripik usus ini juga dirasakan oleh usaha amplang ikan milik Ibu Rinda, amplang ikan mengalami penurunan permintaan dari konsumen, pemasaran produk hanya dilakukan di Wilayah terdekat saja karena takut terpapar oleh virus jika melakukan pemasaran terlalu jauh, dengan keadaan tersebut produksi yang dilakukan juga berkurang, hal ini tentukan juga mengalami dampak negative terhadap pekerja jika terus menerus terjadi.

Kedua UMKM di Nogosari yaitu kripik usus dan amplang ikan mengalami permasalahan,yang sama akibat adanya covid-19, berkurangnya permintaan dari konsumen mengakibatkan penghashilan bagi pelaku usaha didalamnya akan berkurang atau bisa saja akan mengalami kebangkrutan jika masalah covid-19 ini tidak selesai. Pemasaran secara langsung tidak bisa dilakukan karena adanya covid-19 tersebut. Pemasaran produk hanya bisa dilakukan melalui sosial media, akan tetapi pelaku usaha tersebut belum memahami semua cara dalam memasarkan produk yang mereka produksi melalui dimedia sosial.