Scroll Untuk Membaca Artikel
Sosbud

Millenial Harus Jadi Penggerak Seluruh Unsur Kebaikan

×

Millenial Harus Jadi Penggerak Seluruh Unsur Kebaikan

Sebarkan artikel ini
1557973277139

JAKARTA, limadetik.com — Nahdlatul Ulama komitmennya sudah luar biasa terkait penanggulangan sampah bahkan isu sampah plastik menjadi isu utama dalam Munas dan Kobes NU 2019 Febuari lalu memutuskan dan tentu kita semua sudah tahu bahwa hukum membuang sampah sembarangan adalah haram.

Demikian diungkapkan Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) M Ali Yusuf dalam sambutannya pada acara Ngaji Plastik yang bekerjasama dengan Greenpeace Indonesia di Aula UNUSIA, Rabu (15/5/2019) kemarin.

GESER KE ATAS
SPACE IKLAN

Baca juga: Ketua LPBINU: Salah Satu Tugas Manusia Memakmurkan dan Mensejahterakan Bumi

Baca juga: LPBINU Bersama Greenpeace Indonesia Gelar Seminar Pantang Plastik di Bulan Puasa

Menurutnya, yang paling penting pada sore hari ini adalah kehadiran semua generasi milenial ini, karena generasi milenial saat ini adalah generasi masa depan penerus bangsa, penerus perjuangan para Muassis NU, yang sebenarnya atau seharusnya menjadi penggerak dari seluruh unsur atau seluruh gerakan kebaikan mestinya tidak boleh terlewatkan dari upaya pengurangan sampah plastik.

“Ketika upaya kebaikan tersebut tidak dilakukan oleh generasi milenial ini, coba dibayangkan maka masa depan 10 atau 20 tahun ke depan yang mungkin teman-teman mahasiswa yang masih muda ini nanti akan seperti apa masa depannya kalau tidak sekarang kita semua melakukan upaya penanggulangan atasu pengurangan sampah plastik, tentu dampaknya akan kembali kepada kita semua,” Papar Ali.

Dikatakan, bahwa Ngaji plastik ini juga penting tidak hanya untuk mengetahui apa yang sudah-sudah disampaikan sebelumnya, dari secara agama atau segala sesuatu yang bersandar pada ajaran keagamaan. Tapi juga hal-hal yang bersifat praktis dan gerakan, karena ini sebenarnya penting, penanggulangan sampah plastik jika hanya di diskusikan dengan ayat dan juga haditsnya juga sudah selesai karena itu sudah jelas.

“Nah kita sudah saatnya kita memperkuat upaya aksinya, bagaimana kita bisa memberikan contoh kepada dunia untuk pengurangan atau penanggulangan sampah khususnya sampah plastik. Saya kira ini yang penting kita sampaikan, sekali lagi terimakasih atas atensi kehadiran seluruh mahasiswa dan mahasiswi UNUSIA Jakarta,” Ujarnya.

Lebih lanjut Ali mengatakan bahwa ada satu hal yang penting untuk di sampaikan kepada mahasiswa, karena mahasiswa harus berfikir harus nalar dan kritis. Jadi yang perlu diketahui adalah ketika melakukan aksi pengurangan sampah plastik, itu perlu dilandasi dengan pengetahuan dan kapasitas yang cukup, jangan sampai sebagai umat Islam Indonesia saat ini yang semangatnya hanya semangat keagamaan tapi otaknya nol.

“Soal sampah plastik kita harus mengetahui plastik itu seperti apa, jenisnya seperti apa dan kemudian dampaknya seperti apa kalau tidak kita kelola dengan baik dan sebagainya. Apa saja yang perlu dilakukan untuk menanggulangi sampah plastik, langkah tercepat seperti apa yang perlu segera kita lakukan, karena kita ini termasuk telat karena tumpukan plastik dalam 1 tahun yang terbuang ke laut sekitar 1,3 juta ton menurut data yang ada,” Urai Ali.

Dijelaskan Ali, yang perlu diketahui bahwa sampah plastik di Indonesia tidak hanya datang dari kegitan aktifitas atau pola konsumsi sehari-hari di Indonesia, tapi juga sampah plastik itu di laut itu juga datang dari negara-negara lain dengan berbagai motif. Karena lautan Indonesia adalah lautan yang dilewati oleh kapal-kapal seluruh dunia dan juga Indonesia bisa dikirim sampah dari luar negeri luar biasa besar. Ini banyak temuan yang menyatakan itu.

“Ini yang perlu diketahui teman-teman sekian beratnya tantangan yang kita hadapi terkait dengan sampah plastik. Belum lagi kesadaran kita untuk memilah sampah saja masih sangat rendah, kita masih saja melihat sampah dianggap sesuatu yang harus dibuang dan sebagainya, ini yang saya kira perlu tingkatkan literasi kita semua terkait sampah plastik, ini penting karena kita bergerak jangan sampai dengan otak kosong, kita bergerak dengan kesadaran sehingga gerakan kita gerakan yang terarah dan kemudian mencapai tujuan yang kita inginkan tujuan bersama untuk kehidupan yang lebih baik ke depan.” Tutup Ali. (LD)

× How can I help you?