Scroll Untuk Membaca Artikel
Nasional

Partisipasi Pendidikan SMA Sederajat di Sampang Peringkat Terendah Se Jawa Timur,  Kacabdin: Itu Fakta, yang Penting Gimana Solusinya

×

Partisipasi Pendidikan SMA Sederajat di Sampang Peringkat Terendah Se Jawa Timur,  Kacabdin: Itu Fakta, yang Penting Gimana Solusinya

Sebarkan artikel ini
IMG 20190820 WA0086

SAMPANG, limadetik.com — Dari 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur,  Kabupaten Sampang merupakan Kabupaten peringkat terbawah untuk Partisipasi Pendidikan pada Sekolah Menengah Atas (SMA) Sederajat.

Kabupaten Sampang berada di Peringkat terbawah, baik peringkat pada tingkat Angka Partisipasi Kasar (APK) dan ditingkat Angka Partisipasi Murni (APM) pada SMA Sederajat Tahun 2018/2019.

GESER KE ATAS
SPACE IKLAN

Baca juga: Miris.!! Partisipasi Pendidikan SMA Sederajat di Sampang Masih Rendah

Di tingkat APK pada SMA sederajat di Jawa Timur peringkat tertinggi di Kabupaten Blitar,  sedang Sampang berada di posisi peringkat 38 di bawah Kabupaten Probolinggo yang APK-nya sebesar 66,27 persen.

Untuk tingkat APM pada SMA sederajat di Jawa Timur posisi peringkat tertinggi di tempati oleh Kota Malang, sedang Kabupaten Sampang masih berada pada peringkat posisi ke 38, di bawah peringkat Kabupaten Probolinggo yang tingkat APM nya sebesar 48,23 persen.

Baca juga: Tanggapi Berita dengan Judul “Rendahnya Partisipasi Pendidikan SMA di Sampang”, Kacabdin Wilayah Sampang: Bahasanya Sinisme

Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kabupaten Sampang Assyari, menerangkan bahwa Kabupaten Sampang menjadi Kabupaten paling rendah tingkat APM dan APK pada SMA sederajat di Jawa Timur merupakan sebuah fakta, namun yang terpenting menurutnya bagaimana menemukan solusi untuk keluar dari posisi terendah minimal sejajar dengan Kabupaten/Kota yang lain di Provinsi Jawa Timur.

“Itu Fakta, yang penting gimana solusinya untuk berpindah dari posisi yang rendah itu minimal sejajar meski tidak tertinggi, minimal sejajar dengan kabupaten kota yang lain di Jawa Timur. ” kata Assyari di Kantornya Jl. Merpati, Selasa (20/8/2019).

Lanjut Assyari menerangkan bahwa, selama ini tingkat partisipasi pendidikan SMA di Kabupaten Sampang masih terendah, untuk tidak dipahami tidak melakukan tindakan dan bukan berarti tidak terdapat perubahan. Menurutnya telah terjadi peringkatan terhadap tingkat partisiasi pendididkan pada SMA sederajat di Kabupaten Sampang.

“Sebenarnya ada peningkatan, sementara kab/kota yang lain juga naik. Jadi kesannya tidak signifikan” tutur Assyari.

Assyari juga menerangkan, meski tidak banyak, lembaga pendidikan SMA sederajat di Kabupaten Sampang juga dapat tampil di beberapa event dan dapat bebicara di tingkat Provinsi. “Meski tidak terlaullu banyak dengan yang didapat Kabupaten lain, itu juga sebuah perubahan positif juga” tukasnya.

Pria asa Kabupaten Sumenep juga menjelaskan terkait adanya faktor yang membuat terkesan kelihatan terjadi disparitas atau ketimpangan peringkat antar Kabupaten/kota yang satu dengan yang lain pada tingkat partisipasi pendiddikan.

“Karena memang faktor dari awal sejak peralihan ke provinsi SMA/ SMK berangkat dari start yang berbeda dari kabupaten/ kota yang ada di Jawa Timur. Sehingga disparitas tambah kelihatan” terangnya.

Disingung soal strategi apa untuk menangani rendahnya tingkat partisipasi pendidikan SMA sederajat di Kabupaten Sampang, mantan Ketua STKIP PGRI Sumenep ini memberikan pendapat bahwa Cabang Dinas Pendidikan merupakan kepanjangan tangan dari Dinas Pendidikan Privinsi Jawa Timur, sehingga semua tidak dapat lepas dari program – program kerja yang di canangkan oleh Dinas Pendidikan ataupun Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

“Sejak Pakde Karwo sampai Ibu Khofifah sekarang, sudah sama sama mengkokohkan niat, khusus pendidikan itu di khususkan ke madura, memang sudah ada kesadaran oleh pemangku kebijakan. Karena madura memang tertinggal dari sisi IPM, APM dan APK nya” jelas Assyari.

Lanjut Assyari, seperti yang telah disampaikan oleh Ibu Gubernur “Kata bu gubernur sendiri ketika dilantik di Bakorwil di Pamekasan beliau menyampaikan khusus Kabupaten di Madura Ibu Gubernur yang akan mengendalikan dan memonitor sendiri, itu bentuk perhatian serius dari Gubernur Jawa Timur” sebutnya.

Menurut Assyari adapun secara program nanti, pasti ada breakdown dari RPJM Ibu Gubernur, tapi tidak bisa mudah membalikkan telapak tangan.

“Apalagi Bu Gubernur masih setahun, yang terpenting kedepan” tukasnya.

Kendala yang selama ini Assyari keluhkan adalah mindset dari masyarakat, penyelenggara pendidikan dan pengelola baik Kepala Sekolah dan guru. Menurutnya mindset harus dapat terkoneksi satu sepemahaman dan satu persepsi. Kata Asyyari mindset yang perlu di bangun adalah mindset peningkatan sumber daya manusia.

“Kalau orientasinya mencari bantuan, saya sudah sampaikan itu keliru, orientasinya SDM, ketika SDM menjadi orientasi kita, maka tidak akan main-main mengelola pendiddikan” pungkasnya. (zmn/yd)

× How can I help you?